kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Bukopin miliki eksposur kredit di bisnis properti Duniatex Group


Jumat, 02 Agustus 2019 / 15:11 WIB
Bank Bukopin miliki eksposur kredit di bisnis properti Duniatex Group


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Hingga 25 Juli 2019, Debtwire melaporkan PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) tercatat memiliki eksposur kredit ke Duniatex Group senilai US$ 2 juta atau setara Rp 25 miliar. Meski demikian utang Duniatex Group tersebut bukan diberikan ke lini bisnis tekstil Dunaitex, melainkan ke lini bisnis propertinya.

“Pinjaman tersebut diberikan sudah cukup lama untuk pembangunan salah satu hotel dari lini bisnis properti debitur,” kata Direktur Utama Bank Bukopin Eko Rachmansyah Gindo kepada Kontan.co.id, Jumat (2/8).

Baca Juga: Ditanya tentang utang Duniatex Group, ini komentar Bank MNC

Meski Eko tak menyebut kepada entitas mana, Ia bilang pinjaman tersebut terjadi secara bilateral. Pada 2013 pembangunan hotel tersebut sudah rampung dan mulai beroperasi.

Hotel yang dibangun tersebut juga jadi salah satu agunan yang dijaminkan Duniatex Group kepada Bank Bukopin. Eko bilang rasio penjaminannya mencapai 400% dari total utang yang diberikan perseroan.

“Saat ini pembayarannya juga bagusdan outstanding pokok utangnya terus menurun dari cash flow yang dihasilkan oleh operasional hotel,” lanjut Eko.

Baca Juga: Bisnis properti Duniatex Group ikut direstrukturisasi

Pada 17 Juli 2019 Debtwire juga melaporkan Duniatex telah memulai upaya restrukturisasi secara menyeluruh di semua lini bisnisnya termasuk tekstil, dan properti.

Ini imbas dari kegagalan entitas Duniatex Group di lini tekstil, yaitu PT Delta Dunia Sandang Textile membayar bunga senilai US$ 11 juta atas pinjaman sindikasi senilai total US$ 260 juta pada 10 Juli 2019 lalu.

“Duniatex telah memulai diskusi dengan para krediturnya untuk melaksanakan restrukturisasi utang yang mencapai US$ 2 miliar. Nilai tersebut berasal dari obligasi global senilai US$ 300 juta yang diterbitkan Delta Merlin Dunia Textile (DMDT), dan utang lainnya dari 40 kreditur senilai US$ 1,7 miliar. Pembicaraan restrukturisasi juga meliputi utang DDMP yang mengelola Hartono Mall di Solo,” lapor Debtwire.

Baca Juga: Kegagalan Duniatex: Utang terbesar dari obligasi Delta Merlin Rp 4,26 triliun

Sementara di lini bisnis tekstilnya sendiri, dari enam entitasnya Duniatex tercatat menanggung utang senilai Rp 18,78 triliun hingga 25 Juli 2019.

Perinciannya, DMDT memiliki utang Rp 5,711 triliun, PT Delta Dunia Textile (DDT) memiliki utang Rp 4,676 triliun, PT Delta Merlin Sandang Textile (DMST) berutang senilai Rp 3,264 triliun, utang DDST senilai Rp 2,922 triliun, kemudian PT Dunia Setia Sandang Asli Textile (DSSAT) senilai Rp 2,128 triliun, dan terakhir PT Perusahaan Dagang dan Perindustrian Damai alias Damaitex senilai 97 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×