Reporter: Dyah Megasari |
JAKARTA. Pemegang saham bank-bank berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menginginkan agar mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) khususnya milik bank pelat merah disatukan. Hal ini dilakukan agar perbankan pelat merah bisa lebih efisien.
"Ini menuju ke arah sana (penyatuan mesin ATM). Ini biar efisien," kata Deputi Usaha Jasa Kementerian BUMN Gatot Trihargo saat acara BUMN Bersama Media di Bogor, Minggu (9/12).
Menurut Gatot, saat ini empat bank pelat merah (BRI, Bank Mandiri, BNI dan BTN) sudah memiliki sistem integrasi mesin ATM yaitu melalui sistem Link. Nasabah dari masing-masing bank tersebut bisa mengambil uang atau bertransaksi di ATM berlogo Link, meski bukan merupakan bank-nya.
Ke depan, hanya diperlukan satu mesin ATM yang bisa dipakai oleh masing-masing nasabah bank BUMN tersebut. Dengan hal ini, masing-masing bank akan bisa menghemat biaya pengadaan mesin ATM hingga perawatannya. "Secara prinsip sudah bisa, tinggal eksekusi saja," tambahnya.
Namun, Kementerian BUMN menginginkan agar pembangunan ATM Bersama khusus bank BUMN ini tidak dilakukan di pusat kota. Pembangunannya bisa dilakukan di kota kedua sehingga masyarakat pelosok bisa menikmati layanan perbankan tersebut dengan mudah, meski berbeda bank.
"Ini dilakukan agar tidak terjadi kanibalisme mesin ATM. Akan lebih baik membangun mesin ATM Bersama itu di tempat baru," tambahnya.
Saat ini, Bank Indonesia (BI) memang sedang menggalakkan efisiensi perbankan nasional. Hal ini dilakukan agar perbankan tanah air bisa bersaing dengan perbankan swasta nasional, asing hingga regional.
Di Indonesia, saat ini terdapat tiga perusahaan penyedia jasa layanan ATM yaitu PT Artajasa Pembayaran Elektronis (ATM Bersama), PT Rintis Sejahtera (Prima) dan PT Daya Network Lestari (Alto). (Didik Purwanto/Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News