Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. Bank milik pemerintah berkomitmen menyuntik permodalan ke anak usaha demi memperkuat ekspansi di masa depan. Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank BNI, misalnya, menyiapkan modal antara Rp 300 miliar hingga Rp 500 miliar untuk masing-masing anak usaha mereka.
Direktur Keuangan Bank BRI, Achmad Baiquni, mengemukakan BRI berniat menyuntikkan dana Rp 300 miliar hingga Rp 500 miliar untuk dua anak usahanya, yakni BRI Syariah dan BRI Agro.
Dana akan dikucurkan apabila permodalan anak usaha BRI menipis, sehingga tidak cukup melakukan ekspansi bisnis. "Meskipun modal cukup, tapi modal itu untuk jangka panjang, sehingga perlu diperkuat," kata Baiquni, akhir pekan lalu.
Pada akhir Desember tahun lalu, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) BRI Syariah berada di level 15%, sementara BRI Agro mencatatkan CAR sebesar 21%. Menurut Baiquni, jika mengikuti imbauan regulator , yaitu pertumbuhan kredit berkisar 15% hingga 17% di tahun ini, sejatinya modal kedua anak usaha itu tidak akan terganggu dan cukup untuk ekspansi.
Direktur Utama BRI Agro, Heru Sukanto, menyampaikan, pihaknya masih ingin terus memupuk permodalan. Manajemen ingin mengejar modal minimal sebesar Rp 1 triliun. Saat ini, BRI Agro mengantongi modal sebesar Rp 861 miliar. Demi memperkuat modal, kelak BRI Agro akan memperbesar laba ditahan dari perolehan laba pada tahun 2014 dan tahun 2015.
Selain itu, anak usaha BRI yang fokus di bidang agribisnis ini berencana menerbitkan saham secara terbatas atau rights issue. Opsi lain tentu saja usulan setoran modal dari pemegang saham terbesar, yakni BRI. "Kami akan meningkatkan nilai permodalan sebesar Rp 1 triliun di tahun 2016 sehingga menjadi bank BUKU 2," ucap Heru.
Di pihak lain, anak usaha Bank BNI, yakni BNI Syariah akan memperoleh suntikan modal sekitar Rp 500 miliar. Direktur Bisnis BNI Syariah, Imam T Saptono, menjelaskan, penambahan modal tersebut akan memperkuat ekspansi bisnis BNI Syariah, khususnya pada pembiayaan. Tambahan modal diperkirakan terealisasi pada semester pertama tahun ini.
Adapun penambahan modal akan menaikkan rasio CAR BNI Syariah menjadi 17% dari posisi modal terakhir 16%. Berdasarkan laporan keuangan BNI Syariah per Desember 2013, total modal mencapai Rp 1,36 triliun, naik 13,93% dibanding modal pada Desember 2012 senilai Rp 1,19 triliun. Total modal meliputi modal inti senilai Rp 1,26 triliun dan modal pelengkap Rp 103,19 miliar.
Imam menambahkan, sebagian modal akan digunakan untuk menyalurkan pembiayaan. Pada tahun ini, BNI Syariah menargetkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 25%. Porsi pembiayaan akan mengalir ke perumahan sebesar 40%, kemudian pembiayaan mikro 8%, pembiayaan kartu kredit 4%, serta 15% mengalir ke komersial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News