Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia (Persero) telah menyiapkan strategi pengembangan anak usaha di bidang bank digital. Seiring upaya BBNI mengakuisisi bank kecil dalam waktu dekat.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyatakan bank digital ini akan difokuskan untuk menggarap segmen UMKM dengan biaya operasional yang murah karena digitalisasi. Ia melihat UMKM memiliki peran yang besar dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
“Tujuannya, Bank digital ini akan membawa BNI yang sustainable dan profitable dalam jangka panjang. Kami punya SDM yang profesional, kami sudah susun roadmap digital yang matang baik dalam maupun luar negeri,” papar Royke dalam paparan secara virtual pada Senin (25/10).
Bank digital ini dengan karakteristik digital juga akan menyasar pasar yang luas termasuk tradisional UMKM. Sehingga bisa mendukung pertumbuhan dana murah atau current account and saving account (CASA)
“Dengan modal bisnis yang tepat akan tingkatkan ROA BNI terutama model bisnis yang sangat efisiensi, karena teknologi akan membuat operasional bisnisnya jadi lebih murah,” tambah Royke.
Ia juga menegaskan bank digital ini nantinya tidak akan melakukan strategi bakar uang. Ia akan tunjukkan model bisnis yang kuat. Sehingga mengoptimalkan dalam penghimpunan dana pihak ketiga (DPK).
“Bagaimana bank digital peroleh DPK termasuk kreditnya. Itu model bisnis yang saling terkait ke depannya. Sebagai pemegang saham mayoritas, BNI kan perkuat modalnya secara penuh termasuk dalam pendanaan,” paparnya.
Baca Juga: Cek syarat pencairan BSU subsidi gaji Rp 1 juta di burekol BNI, BRI, BTN
Royke menyebut, saat ini BNI sudah mencapai kesepakatan awal untuk mengakuisisi bank ini. Ia membocorkan, bank yang tengah dibidik ini memiliki ekosistem bisnis yang kuat untuk dikembangkan menjadi bank digital.
“Pengembangan anak usaha bank digital sudah ada di rencana bisnis bank (RBB) 2021, termasuk penganggaran dana untuk akuisisi. Target idealnya buku I dan II, berdasarkan klasifikasi bank sebelumnya, yang intinya tidak lebih modalnya intinya Rp 3 triliun, tentu akuisisi yang sesuai ketentuan yang berlaku, kami pastikan valuasi yang wajar,” imbuhnya.
Royke menyatakan aksi akuisisi ini tidak akan mengganggu modal bagi BNI. Ia mengaku bank berlogo 46 ini memiliki modal yang kuat untuk ekspansi organik dan anorganik, salah satunya lewat upaya penguatan modal dengan melakukan
BNI memiliki kecukupan modal yang kuat untuk ekspansi organik dan anorganik, salah satunya menerbitkan Additional Tier-1 Capital Bond Tahun 2021 sebesar US$ 600 juta pada bulan lalu.
“Rencana penguatan modal dalam 2 tahun ke depan masih dalam kajian, dengan strategi pengembangan bank digital yang akan diadaptasi. Yang pasti fundamental kita sangat kuat. Kami tidak akan bakar uang,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News