kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Bank DKI andalkan kredit konsumer di 2017


Rabu, 01 Maret 2017 / 20:37 WIB
Bank DKI andalkan kredit konsumer di 2017


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Bank Pembangunan Daerah (BPD) masih mengandalkan kredit konsumer untuk mendorong pertumbuhan kredit di tahun ini. Sigit Prastowo, Direktur Keuangan Bank DKI Jakarta menyampaikan, kredit konsumer menjadi perhatian perusahaan, karena prospek kredit konsumsi akan mengikuti kondisi ekonomi Indonesia.

“Sektor kredit properti akan menjadi andalan di kredit konsumer,” katanya, Rabu (1/3).

Dalam penyaluran kredit properti, Bank DKI Jakarta lebih fokus memberikan kredit pemilikan rumah (KPR) pada nasabah yang memiliki payroll di perusahaan khususnya para pegawai Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

Pasalnya, jika ada payroll di Bank DKI Jakarta, maka sumber pembayaran dari gajinya masuk di perusahaan dan angsuran dilakukan secara autodebet sehingga risiko terjadinya kredit bermasalah akan lebih rendah dan lebih terkontrol. “Oleh karenanya target pertumbuhan tahun ini tumbuh sesuai proyeksi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu 9%-12%,” papar Sigit.

Selain KPR, Bank DKI Jakarta pada kredit konsumer juga mengincar kredit tanpa agunan (KTA) yang memiliki banyak permintaan di perusahaan.

Untuk mengimbangi portofolio kredit, perusahaan juga akan mengalirkan kredit ke segmen kredit usaha kecil dan menengah (UKM), kredit komersial dan korporasi seperti pembangunan konstruksi di DKI Jakarta.

Informasi saja, pada laporan terakhir, BPD DKI Jakarta ini mencatat penurunan kredit sebesar 0,58% menjadi Rp 20,42 triliun per November 2016 dibandingkan November 2015 senilai Rp 20,54 triliun. Sigit bilang, perlambatan penyaluran kredit ini karena perusahaan tengah memperbaiki kredit bermasalah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×