Reporter: Fransiska Firlana | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. PT Bank DKI mendapatkan pinjaman lunak dari sindikasi lima bank asing. Nilai pinjaman lunak dari bank-bank itu rata-rata US$ 50 juta hingga US$ 100 juta per bank.
"Jumlahnya memang cukup besar. Secara total mencapai sekitar US$ 250 juta hingga US$ 300 juta. Bunga yang kami dapatkan pun relatif murah," terang Direktur Pemasaran Bank DKI (Plt Dirut Bank DKI) Mulyatno Wibowo. Mulyatno mengatakan, dana itu belum terpakai dan saat ini masih standby, dan bila dibutuhkan baru dicairkan.
Adanya dana segar tersebut, membuat Bank DKI bisa memutar uang dengan cara mengucurkan kredit ke nasabah. Tujuannya, apalagi kalau bukan meningkatkan penyaluran kredit mereka.
Cara paling efektif untuk pertumbuhan kredit memang di sektor korporasi, namun Bank DKI sangat hati-hati untuk masuk korporasi. "Kami hanya masuk ke perusahaan-perusahaan yang menjadi top player di industri, dan kami juga hanya masuk di industri pilihan," papar Mulyatno.
Menurut Mulyatno, selama tiga bulan ini, portofolio mereka dipenuhi oleh nasabah-nasabah korporat yang mempunyai kelas. "Orientasi kami juga perusahaan-perusahaan yang bisa menghasilkan ekspor yang bisa menambahkan aktivitas pendapatan fee based bagi bank DKI," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News