Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Bank Pembangunan Daerah DKI (Bank DKI) terus mematangkan rencana penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO). Direktur Utama Bank DKI, Eko Budiwiyono menyatakan, pihaknya menargetkan pelaksanaan IPO Bank DKI pada tahun 2017 mendatang.
Untuk menjadi bank dengan status Tbk itu, Bank DKI membutuhkan target ekuitas atau modal dasar mencapai Rp 11,5 triliun. "Penyertaan modal pemerintah (PMP) dari pemerintah yang dikejar adalah pemenuhan modal dasar sebesar Rp 11,5 triliun untuk modal dasar menuju IPO," kata Eko di Jakarta, Senin (13/4).
Eko bilang, Pemerintah Provinsi DKI yang merupakan pemegang saham Bank DKI telah memberikan sinyal dan mendorong Bank DKI untuk go publik. Karena itu, Bank DKI saat ini tengah menyiapkan diri untuk lebih sehat dan lebih solid jelang pelaksanaan IPO.
Oleh karena itu, Bank DKI sedang mempersiapkan diri untuk naik kelas menjadi Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 3, dengan modal inti minimum Rp 5 triliun dan maksimum Rp 30 triliun. Hal ini bisa terwujud di 2015 ini, dengan rencana penambahan modal segar sebesar Rp 1 triliun di tahun ini yang berasal dari pemegang saham yaitu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Kalau penambahan modal sebesar Rp 1 triliun masuk, maka bisa langsung naik kelas jadi BUKU 3. Kalau modal tambah tinggi, maka kapasitas untuk penyaluran pembiayaan juga akan lebih besar," kata
Dengan stimulus sebesar Rp 1 triliun itu, maka modal inti Bank DKI akan terdongkrak menjadi lebih dari Rp 5 triliun dari posisi saat ini sebesar Rp 4,4 triliun. Suntikan modal segar dari pemegang saham juga akan mampu meningkatkan rasio kecukupan modal atawa capital adequacy ratio (CAR) Bank DKI menjadi 22% dari posisi saat ini di level 19,4%.
"Dari sisi CAR di level saat ini 19,4%, masih cukup untuk mengantisipasi perkembangan atau ekspasi bisnis Bank DKI beberapa tahun ke depan. CAR di posisi itu masih cukup tinggi. Tapi kalau nanti suntikan dana sebesar Rp 1 triliun masuk tahun ini, CAR bisa akan mencapai posisi 22%. sehingga untuk mengantisipasi perkembangan bisnis ke depan, masih cukup memadai," ucapnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengharapkan agar sampai dengan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) DKI 2017, pihaknya dapat menyetor modal kepada Bank DKI hingga Rp 11 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News