Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
Per September 2019, rasio BOPO Bank Woori naik menjadi 71,8% dari 70,9% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Perwakilan manajemen sekaligus Tim Analis Bank Woori Saudara (BWS) Rully Nova mengatakan, hal itu terjadi karena adanya kenaikan signifikan biaya pencadangan kredit bermasalah.
Sampai akhir tahun, Bank Woori memperkirakan rasio BOPO akan ada di kisaran 73% atau masih meningkat dari kuartal III sejalan dengan pencadangan yang juga masih besar.
Baca Juga: Gagal bayar Rp 12,4 triliun di 2019, ini strategi Jiwasraya lunasi kewajiban
Tahun depan, bank ini akan berupaya menjaga BOPO setidaknya stabil dengan tahun ini dengan cara meningkatkan efisiensi melalui proses bisnis dan pemasaran dengan optimasi dan digital.
Sedangkan Bank Jatim memperkirakan rasio BOPO sampai akhir tahun ada di kisaran 68,5% dan pada tahun 2020 ditargetkan akan dijaga di level 68,8%.
"Cara menekan BOPO dengan mengurangi biaya untuk cabang dan cabang pembantu baru, serta lebih fokus pada pengembangan TI," kata Ferdian Satyagraha, Direktur Keuangan Bank Jatim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News