kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank dorong digitalisasi demi menekan rasio BOPO


Senin, 16 Desember 2019 / 20:25 WIB
Bank dorong digitalisasi demi menekan rasio BOPO
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di Bank Jatim Thamrin City Jakarta, Jumat (20/7). Sejumlah bank berupaya lebih efisien setelah pada kuartal III 2019 rasio BOPO tercatat mengalami kenaikan./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/20/07/2018.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

Per September 2019, rasio BOPO Bank Woori naik menjadi 71,8% dari 70,9% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Perwakilan manajemen sekaligus Tim Analis Bank Woori Saudara (BWS) Rully Nova mengatakan, hal itu terjadi karena adanya kenaikan signifikan biaya pencadangan kredit bermasalah.

Sampai akhir tahun, Bank Woori memperkirakan rasio BOPO akan ada di kisaran 73% atau masih meningkat dari kuartal III sejalan dengan pencadangan yang juga masih besar.

Baca Juga: Gagal bayar Rp 12,4 triliun di 2019, ini strategi Jiwasraya lunasi kewajiban

Tahun depan, bank ini akan berupaya menjaga BOPO setidaknya stabil dengan tahun ini dengan cara meningkatkan efisiensi melalui proses bisnis dan pemasaran dengan optimasi dan digital.

Sedangkan Bank Jatim memperkirakan rasio BOPO sampai akhir tahun ada di kisaran 68,5% dan pada tahun 2020 ditargetkan akan dijaga di level 68,8%.

"Cara menekan BOPO dengan mengurangi biaya untuk cabang dan cabang pembantu baru, serta lebih fokus pada pengembangan TI," kata Ferdian Satyagraha, Direktur Keuangan Bank Jatim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×