kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bank garap seluruh kue bisnis mikro


Selasa, 30 September 2014 / 06:30 WIB
Bank garap seluruh kue bisnis mikro
ILUSTRASI. Sebagian Wilayah Yogyakarta akan diguyur hujan pada Jumat (14/4) siang. padaANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/wsj.


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Dessy Rosalina

JaKARTA. Bisnis mikro bagi masih menjadi idola perbankan. Kali ini, bank serius menggarap bisnis mikro secara menyeluruh. Tidak cuma kredit, bank berambisi meraih untung dari bisnis asuransi dan investasi segmen mikro. Coba tengok aksi terbaru Bank Mandiri. Bank berlogo pita emas ini meluncurkan Layanan Mikro Mandiri Sejahtera pada Senin (29/9).

Layanan ini menyodorkan produk tabungan, investasi, dan asuransi mikro. Sederhananya, Bank Mandiri bakal menjejali debitur mikro dengan produk sejumlah anak usaha Bank Mandiri . Diantaranya, AXA Mandiri Financial Service, Mandiri AXA General Insurance, Mandiri Manajemen Investasi (MMI), dan Bank Syariah Mandiri (BSM).

Contoh, tabungan mikro mulai dari setoran awal Rp 50 ribu. Ada juga produk investasi dalam bentuk cicil emas dan reksadana. Bank Mandiri juga menawarkan asuransi dengan premi Rp 50.000 setahun dengan nilai pertanggungan Rp 5 juta - Rp 25 juta.

Herry Gunardi, Direktur Mikro dan Retail Bank Mandiri, menargetkan, layanan Mikro Mandiri Sejahtera memperluas penetrasi pasar Bank Mandiri di pasar bisnis mikro. Hingga Juni 2014, tabungan mikro Bank Mandiri mencapai Rp 5,17 triliun dengan 1,7 juta nasabah. Jumlah ini melejit 53% secara tahunan (year on year/yoy). Sementara, kredit mikro Bank Mandiri mencapai Rp 30,96 triliun, tumbuh 30% dibandingkan tahun lalu. 

Potensi legit

Bank Mandiri terpikat menggarap bisnis mikro secara menyeluruh lantaran potensinya legit di masa depan. "Masyarakat yang memiliki akses terhadap lembaga keuangan formal hanya 19,58%," ujar Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri, kemarin.

Potensi kinclong bisnis mikro juga mendorong Bank Rakyat Indonesia (BRI) meluncurkan asuransi mikro pada 10 September kemarin. Lewat produk asuransi mikro kecelakaan, kesehatan dan meninggal dunia atau disingkat AM-KKM, BRI berhasrat mengantongi pendapatan komisi (fee based income) Rp 30 miliar setahun. 

Proyeksi BRI, fee based asuransi mikro bisa berkembang hingga Rp 100 miliar saban tahun. “Tahap awal, BRI masih fokus pada asuransi mikro, selain kredit dan tabungan, ujar Djarot Kusumayakti, Direktur Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) BRI.

Tidak cuma mengincar fee based, BRI meyakini asuransi mikro turut mendongkrak kredit. "Asuransi mikro bisa membantu target pertumbuhan kredit mikro sebesar 17% - 20%,” jelas Djarot. Tapi, BRI belum berniat mencicip kue bisnis investasi mikro. Alasannya, kemampuan investasi debitur mikro masih terbatas. Hitungan BRI, paduan antara kredit, tabungan, asuransi, dan investasi bakal terlalu membebani debitur mikro.  

Simpanan mikro bertajuk Simpanan Pedesaan (Simpedes) BRI mencapai Rp 135 triliun per semester I tahun ini. Hingga Juni, bank spesialis kredit mikro ini mengucurkan kredit mikro Rp 144,2 triliun, atau tumbuh 18,1%. Pemain paling bontot di bisnis mikro pun tergiur.

Welli Irawan, Head of Micro Bank CIMB Niaga, mengatakan, layanan terpadu produk mikro sudah masuk agenda bisnis. "CIMB berencana memasukkan ini dalam rencana bisnis bank (RBB) pada tahun 2015,” ujar dia. Alasannya, produk terpadu mikro bakal mendongkrak penetasi CIMB Niaga di bisnis mikro.       

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×