kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank harus bentuk pencadangan terhadap kredit restrukturisasi Covid-19


Rabu, 08 September 2021 / 16:51 WIB
 Bank harus bentuk pencadangan terhadap kredit restrukturisasi Covid-19
ILUSTRASI. Direktur Utama BRI Sunarso.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Anna Suci Perwitasari

Agus bilang, jumlah pinjaman beresiko atau loan at risk (LAR) di BRI sudah mengalami penurunan. Total LAR BRI per Juli mencapai Rp 247,25 triliun, turun sekitar Rp 6,24 triliun atau sebesar 2,46% dibandingkan Juli tahun 2020 lalu. 

Secara total, rasio pencadangan CKPN terhadap LAR  BRI mencapai 31,7%, masih sejalan dengan appetite perseroan yakni minimum 30% tahun ini.

Sebelumnya, Ketua Himbara Sunarso mengatakan,  kredit yang telah direstrukturisasi bisa mengalami pemburukan menjadi kredit macet atau NPL. Oleh sebab itu, Himbara sepakat untuk berkorban dengan mengurangi laba guna melakukan pencadangan. 

Hingga Juni 2021, NPL coverage BRI di level 258,41%, Bank Mandiri di posisi  237,30%. BNI di level 215,30%, dan BTN di posisi 120,72% per paruh pertama 2021.  

“Selain NPL, kita juga harus mencadangkan yang sekarang belum NPL karena direstrukturisasi atau loan at risk (LAR). Rata-rata LAR Himbara di sekitar 20% per Juni,” kata Sunarso, Direktur Utama BRI, Selasa (7/9).

Baca Juga: BRI sudah raup pendapatan Rp 850 miliar lewat agen BRILink

Bila dirinci, LAR BRI di posisi 27,29% per Juni 2021, Bank Mandiri di level 21,19%, BNI di 25,80%, dan BTL di level 14,65%. Sunarso bilang, target CKPN terhadap LAR Himbara 30%. Per Juni 2021, LAR coverage BRI 30,96%, Bank Mandiri 35,31%, BNI 32,90%, dan BTN 14,81%. 

Total outanding restrukturisasi Covid-19 Himbara mencapai Rp 403,99 triliun pada Juli 2021. Rinciannya, BRI sebesar Rp 173,77 triliun, Bank Mandiri senilai Rp 92,55 triliun, BNI sebanyak Rp 80,96 triliun dan BTN senilai Rp 56,68 triliun. 

Bank Mandiri memperkirakan kredit restrukturisasi Covid-19 yang high risk saat ini hanya sekitar 10%-11%. Itu masih sama dengan proyeksi perseroan pada bulan Juni lalu. "Akan tetapi yang sudah terealisasi menjadi NPL atau tidak bisa bangkit lagi baru 1,5%," kata Ahmad Siddik Badruddin, Direktur Managemen Resiko Bank Mandiri.

Selanjutnya: SMF telah menyalurkan pembiayaan perumahan sebesar Rp 53,4 triliun sampai Juli 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×