Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Bank Index Selindo sedang menjajaki kerjasama dengan salah satu investor asing di bidang teknologi informasi untuk mengembangkan bisnis echannel. Selain membantu perusahaan mengembangkan teknologi informasi, mitra strategis itu juga akan menyuntik modal ke Bank Index Selindo.
Maka itu, perlu izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait bergabungnya investor asing tersebut. "Kami masih menunggu izin dari OJK," kata Direktur Utama Bank Index Charlie Paulus, Selasa (11/8).
Sayang, Charlie belum mau menyebut detail identitas investor tersebut. Yang jelas, kata dia, investor tersebut akan masuk menjadi salah satu pemegang saham. Namiun, ia tak mau menyebutkan berapa persen saham Bank Index yang akan dilepas ke investor asing tersebut. Hanya, kata Charlie, nilainya tidak sebesar investor sebelumnya, yaitu Creador Capital yang mengambil 20% saham Bank Index.
Sebelumnya Creador Capital menyuntik Bank Index sebesar Rp 290 miliar. "Yang jelas, investor asing itu tidak akan menjadi pemilik saham mayoritas karena pemegang saham utama perusaaan masih menginginkan Bank Index menjadi bank nasional," jelasnya.
Charlie mengatakan, tujuan utama bank menggandeng investor asing untuk meningkatkan kapasitas Bank Index dari sekarang bank buku 1 menjadi bank buku 2. Sesuai rencana bisnis bank (RBB), Bank Index memang menargetkan naik buku 2 pada awal tahun depan.
Namun jika, investor asing ini bisa masuk dan disetujui OJK, maka diperkirakan proses naik buku dan penerapan e-channel akan lebih cepat. Sebagai gambaran, Bank Index sudah mempersiapkan teknologi informasi terkait implementasi e-channel sejak jauh-jauh hari.
Charlie mengklaim, setelah naik buku, hal pertama yang dilakukan adalah langsung penerapan mobile dan internet banking. Setelah itu, Bank Index akan menerapkan layanan bernama home banking yang merupakan marketing tool yang menggunkan instrumen internet.
Ddengan layanan tersebut, maka nasabah yang akan membuka rekening tidak perlu ke bank, namun hanya menggunakan toll atau software yang disediakan tersebut. Untuk mempersiapkan ini, Bank Index tidak menyiapkan dana terlalu banyak.
Jumlah dana yang diperlukan di bawah Rp 5 miliar. Dananya tidak besar karena bank menerapkan sistem bagi hasil kepada partner IT yang digandeng. “Kami mempertimbangkan efisiensi, jadi kami tidak beli putus semua peralatannya.”
Sebagai informasi saat ini Bank Index berada pada posisi bank buku 1 dengan modal inti Rp 900 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News