Reporter: Asnil Bambani Amri, Shanghai Daily | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Bank sentral Indonesia (Bank Indonesia) telah membeli obligasi China. Hal ini disampaikan oleh Bank Rakyat Cina atau People's Bank of China (POBC) kemarin (23/7).
Investasi BI di China tersebut menandakan adanya hubungan erat antara kedua negara serta adanya potensi kenaikan mata uang yuan.
Bank Indonesia termasuk lembaga-lembaga keuangan asing, yang bisa melakukan investasi di China. Selain Indonesia, Bank Dunia dan bank sentral Austria dan Malaysia juga diizinkan untuk berinvestasi di negeri Tirai Bambu itu.
"China menyambut (investasi) Indonesia," kata pernyataan resmi dari PBOC. "Kedua belah pihak percaya bahwa langkah tersebut akan meningkatkan kerjasama keuangan antara kedua negara," jelas pernyataan tersebut
China dan Indonesia teken kontrak tiga tahun currency swap senilai 100 miliar yuan (US$ 16 miliar) pada Maret 2009, dan perusahaan di kedua negara didorong menerima transaksi ekspor tagihan impor dalam bentuk yuan.
Bank Indonesia mengatakan, bahwa investasi itu merupakan tindak lanjut dari perjanjian keuangan bilateral antara kedua negara, dan mencerminkan hubungan yang erat antara bank sentral negara-negara '.
Negara-negara Asia telah meningkatkan hubungan keuangan mereka baru-baru ini untuk melindungi risiko yang ditimbulkan oleh prospek ekonomi yang tidak menentu di Eropa dan Amerika Serikat (AS).
Tahun ini, bank sentral di Korea Selatan dan Jepang mengumumkan rencana untuk meningkatkan kepemilikan mereka atas obligasi pemerintah China sebagai bagian dari upaya negara mereka untuk diversifikasi cadangan mata uang asing mereka.
Sementara itu, China meningkat sahamnya obligasi pemerintah Jepang sebesar 71% tahun lalu, dengan nilai 18 triliun yen (US $ 230 miliar).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News