kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45887,73   13,33   1.52%
  • EMAS1.365.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Jatim Catat Transaksi dari Bisnis Remitansi Naik 436% per April 2024


Kamis, 16 Mei 2024 / 18:53 WIB
Bank Jatim Catat Transaksi dari Bisnis Remitansi Naik 436% per April 2024
ILUSTRASI. Bank Jatim menyebut potensi dari bisnis remitansi perbankan sangat besar. ANTARA FOTO/Syaiful Arif/hp.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk menyebut potensi dari bisnis remitansi perbankan atau aktivitas pengiriman uang dari luar negeri ke Indonesia sangat besar. Hal ini tercermin dari capaian per April 2024, dengan dana yang dihimpun dari bisnis remitansi mencapai Rp 2,7 triliun.

Edi Masrianto, Direktur Keuangan, Treasury dan Layanan Global Bank Jatim  mengatakan, dibandingkan secara tahunan atau year on year (yoy) transaksi posisi April, remitansi Bank Jatim secara jumlah transaksi dan nilai transaksi mengalami peningkatan masing-masing sebesar 436% dan 655%.

"Hal ini disebabkan karena awareness masyarakat terkait Jconnect Remittance Bank Jatim mengalami peningkatan sejak resmi diluncurkan tahun lalu," ujar Edi kepada Kontan.co.id, beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Pangsa Pasar Bank Jatim (BJTM) di Jatim Baru 11%, Manajemen Ungkap Tantangannya

Di sisi lain, Edi bilang, pelemahan rupiah memberikan keuntungan bagi pekerja migran serta meningkatkan jumlah transaksi remitansi dikarenakan gaji pekerja migran dan pengiriman menggunakan valuta asing, sehingga pada saat dikonversi ke rupiah akan menghasilkan nilai yang lebih besar.

Edi menerangkan, tujuan utama sistem Remitansi yang dibangun tidak hanya sekadar peningkatan angka atau volume transaksi, tetapi lebih dari itu bahwa kehadiran sistem Remiten Bank Jatim dapat memberikan kenyamanan, keamanan dan nilai tambah bagi pekerja migran Indonesia.

Bank Jatim memang baru menggarap pasar remitansi dengan Malaysia dengan menyasar para pekerja migran (PMI) bekerjasama dengan satu mitra counterpart untuk menjalankan bisnis tersebut.

"Tahun lalu saja efektif selama 8 bulan transaksi dengan 1 kerjasama remittance counterpart dan 1 koridor negara, menghasilkan pendapatan lebih kurang Rp 3 miliar. Tahun ini masih berjalan on track, dan harapannya terjadi peningkatan 25% dibanding tahun lalu mempertimbangkan adanya penambahan 1 kerjasama remittance counterpart dan koridor negara baru yang akan berjalan mulai pertengahan tahun ini," kata Edi.

Menurut Edi, tren bisnis remittance masih tetap menggeliat dan cenderung meningkat mempertimbangkan tren minat untuk menjadi Pekerja Migran Indonesia ke luar negeri semakin meningkat dari tahun ke tahun. Tahun lalu, transaksi remittance yang dikirimkan melalui Bank Jatim adalah sebesar lebih kurang Rp 3 Trilyun. Tahun ini, kami menargetkan adanya peningkatan sebesar 25% dibanding tahun lalu.

Lebih lanjut Edi menjelaskan, tujuan Bank Jatim pengembangan bisnis remitansi ini sebenarnya adalah untuk pencapaian dana murah, mengingat sebenarnya fee dari bisnis ini  tidak bisa terlalu besar karena kondisi pasar sangat kompetitif.

Baca Juga: Bank Jatim Menjaring CASA Lewat Ekspansi Bisnis Remitansi

Namun demikian mempertimbangkan pendapatan tahun lalu yang hanya berjalan efektif selama 8 bulan dengan 1 remittance counterpart saja telah menghasilkan pendapatan sekitar Rp 3 miliar, maka di tahun ini dengan adanya penambahan kerjasama 1 remittance counterpart dan koridor baru yang akan dijalankan di sekitar pertengahan tahun ini, pihaknya menargetkan Fee based income meningkat 25% dibanding tahun lalu.

Dalam meningkatkan bisnis remitansi, Bank Jatim telah menerapkan strategi pengembangan layanan baru yang tidak hanya berbasis inbound remittance, tapi saat ini juga sedang dalam proses development layanan outbond remittance. Bekerjasama dengan new remittance counterparts menjadi salah satu cara meningkatkan layanan dan kelancaran arus transfer uang antarnegara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×