kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   0,00   0,00%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Bank Jatim garap e-banking dan layanan prioritas


Selasa, 29 Oktober 2013 / 16:44 WIB
Bank Jatim garap e-banking dan layanan prioritas
ILUSTRASI. Ini 3 Cara Menghapus Explore Instagram bagi Pengguna. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Reporter: Issa Almawadi | Editor: A.Herry Prasetyo

JAKARTA. Bank Jawa Timur Tbk menyatakan keseriusannya dalam menggarap bisnis electronic banking (e-banking). Niatan ini masuk dalam rencana bisnis bank (RBB) di tahun 2014.

Bank pembangunan daerah ini juga telah menyiapkan investasi sekitar Rp 125 miliar untuk pengembangan e-banking. Saat ini, sekitar 25% dari total investasi terpakai untuk pengembangan aplikasi. Bank Jatim akan mengembangkan mobile banking dan SMS Banking.

Hadi Sukrianto, Direktur Utama Bank Jatim, menuturkan, layanan e-banking akan melengkapi produk tabungan Simpeda. Catatan, total dana tabungan Bank Jatim sebesar Rp 7,62 triliun di akhir September 2013. Simpeda berkontribusi sekitar Rp 6,77 triliun.

Belum puas, Bank Jatim juga mengincar layanan perbankan prioritas atau priority banking. Layanan untuk nasabah tajir ini juga masuk dalam RBB tahun 2014. "Layanan prioritas paling cepat bisa terealisasi pada pertengahan tahun depan. Saat ini prosesnya masih sebatas pemetaan," jelas Hadi.

Ia menerangkan, dari 2,53 juta rekening tabungan dan deposito, sekitar 40% di antaranya memiliki plafon dana minimal Rp 250 juta. Atas dasar itulah, Bank Jatim berniat membuka layanan prioritas dengan syarat minimal dana sebesar Rp 250 juta - Rp 500 juta.

Tak ketinggalan, BPD Jatim juga memasukkan program branchless banking di RBB tahun depan. Namun, rencana ini diprediksi tidak akan rampung di tahun depan.

Ferdian Satyagraha, Manajer Hubungan Investor Bank Jatim, pernah mengatakan manajemen tidak fokus pada branchless banking. "Kami ingin mengembangkan yang konvesional seperti pengembangan layanan online, penambahan kantor dan lainnya," terang dia.

Alasan lain adalah biaya. Ferdian menjelaskan, membangun sistem branchless banking membutuhkan  dana yang besar. Selain itu, perekrutan agen membutuhkan perhatian yang tidak sedikit. Hingga September lalu, Bank Jatim juga mencatat perolehan laba sebesar Rp 681,07 miliar, tumbuh 28,93% dibandingkan tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×