Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penempatan dana bank di surat berharga terus menunjukan tren peningkatan. Data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) menunjukan, jumlah dana bank di surat berharga bertahan di atas Rp 1.000 triliun, yaitu Rp 1.091,5 triliun per April lalu.
Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, jumlah tersebut mengalami kenaikan 16% (year on year/yoy).
Direktur Keuangan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) Ferdian Satyagraha beranggapan jumlah tersebut sangat wajar.
Pasalnya, sehubungan dengan kecenderungan suku bunga yang meningkat, secara umum perusahaan korporasi lebih memilih opsi menerbitkan obligasi. Ketimbang mengajukan pembiayaan kredit korporasi karena suku bunga obligasi lebih rendah dari kredit.
"Opsi penerbitan obligasi masih jadi pilihan yang menguntungkan dari perusahaan korporasi," katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (26/6).
Hal serupa juga terjadi di Bank Jatim, catatan perseroan menunjukan penempatan di surat berhaga sampai dengan akhir Mei 2018 mencapai Rp 8,67 triliun. Jumlah ini naik 14,32% dibandingkan bulan April 2018 yang sebesar Rp 7,58 triliun.
Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit perseroan yang baru tumbuh 1,53%.
Adapun, secara tahunan atau dibandingkan Mei 2018, jumlah penempatan dana Bank Jatim di surat berharga naik drastis sebesar 117,19% dari sebelumnya Rp 3,99 triliun. Sementara kredit di periode yang sama tumbuh tipis sebesar 6,73%.
Wajar, menurut hitung-hitungan perseroan sampai dengan 25 Juni 2018 ini Bank Jatim sudah berhasil memupuk pendapatan bunga sebesar Rp 168,15 miliar dari penempatan di surat berhaga.
Praktis jumlah tersebut sudah menembus angka target pendapatan bunga dari surat berharga perseroan di kuartal II 2018 sebesar Rp 131,39 miliar. Meski begitu, perseroan berencana untuk menurunkan jumlah tersebut sampai akhir tahun.
Ferdian menjelaskan, pada tahun 2018 akhir pihaknya berencana untuk menjaga porsi dana di surat berharga sebesar Rp 4,1 triliun saja. Atau kurang lebih sama dengan posisi pada akhir tahun 2017. Sementara untuk target pendapatan bunga dari surat berharga diprediksi mencapai Rp 251,73 miliar alias naik 66,8% secara tahunan atau year on year (yoy).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News