Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Pembangunan Daerah (BPD) tak luput dari ketentuan regulator untuk memenuhi modal inti minimum Rp 3 triliun. Hanya saja, bank daerah diberi kelonggaran waktu hingga akhir 2024. Sementara bank swasta harus memenuhi aturan itu pada akhir tahun ini.
Berdasarkan penelusuran Kontan.co.id, masih terdapat 11 BPD yang masih memiliki modal inti di bawah Rp 3 triliun per September 2021. Salah satunya, BPD Kalimantan Selatan (Bank Kalsel). Per September 2021, modal inti Bank Kalsel baru Rp 1,94 triliun dan di kuartal IV 2021 bertambah Rp 3 miliar hingga menjadi Rp 1,97 triliun di akhir 2021.
Dengan begitu, Bank Kalsel masih memerlukan penambahan modal inti Rp 1,03 triliun dalam tiga tahun ke depan. Hanawijaya, Direktur Utama Bank Kalsel mengatakan, pihaknya sejauh ini menskenariokan pemenuhan modal inti sepenuhnya dari pemegang saham yang ada.
"Kami telah mendapatkan komitmen dari seluruh pemerintah daerah dalam mendukung upaya-upaya pemenuhan modal inti ini. Dengan demikian alternatif pemenuhan modal lain seperti investor strategis maupun IPO tidak menjadi prioritas," kata Hanawijaya pada Kontan.co.id, Jumat (14/1).
Baca Juga: Bank BUMN Berhasil Menekan Kredit Berisiko
Hanawijaya mengatakan, Bank Kalsel sebelumnya sudah merencanakan berbagai upaya untuk memenuhi modal inti itu. Pertama, Bank Kalsel membuat skenario yang disusun dengan mengacu pada rencana bisnis bank (RBB). Sehingga perseroan bisa merencanakan langkah selanjut untuk memenuhi skenario.
Kedua, Bank Kalsel melakukan sosialisai kepada seluruh pemegang saham bersama Asbanda, Kemendagri dan OJK pada tanggal 16 Nopember 2021 sebagai upaya memberikan informasi tentang regulasi pemenuhan modal inti minimum ini dan apa dampaknya bagi Bank Kalsel. Pasalnya, skenario yang disusun masih memprioritas setoran modal dari pemegang saham eksisting.
Ketiga, membentuk tim percepatan penyertaan daerah yang dianggota unsur pemerintahan daerah yang relevan dan Bank Kalsel sendiri untuk memastikan bahwa proses penyertaan daerah dapat berjalan dengan baik dan sesuai rencana dan mengambil langkah antisipasi alternatif jika memang diperlukan.
Upaya Bank Kalsel berlanjut di tahun 2022. Bank ini mendukung pelaksanaan penyusunan kajian investasi daerah pada seluruh pemegang saham dengan berupaya secepatnya memenuhi data dan informasi yang dibutuhkan dalam proses tersebut.
Selanjutnya, Bank Kalsel akan terus melakukan harmonisasi dengan seluruh pemegang saham terkait rencana-rencaana setoran modal, serta akan meningkatkan kinerja tahun ini agar dapat meningkatkan modal inti dari kinerja internal.
Hanawijaya bilang, kredit Bank Kalsel ditargetkan bisa tumbuh 9% menjadi Rp 12,1 triliun dari Rp 11,1 triliun pada tahun 2021. "Pertumbuhan sebesar Rp 1 triliun diharapkan tidak terpengaruh secara signifikan akibat pandemi Covid-19 termasuk masih adanya varian baru omicron," ujarnya.
Baca Juga: Simak Upaya Bank Kecil Penuhi Ketentuan Modal Inti Rp 3 Triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News