Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli
Dalam menyalurkan kredit baru tahun ini, Bukopin akan fokus pada nasabah Korean Link, Nasabah UMKM yang merupakan supplai chain Korean Link, dan segmen ritel seperti kredit pensiun dan kredit pemilikan rumah (KPR).
Helmi bilang, saat ini mayoritas kredit BBKP masih di segmen wholesale yakni mencapai 62,4%. Lalu segme SME atau UMKM 11,5% dan ritel 26,14%. Namun, porsi wholesale akan diturunkan bertahap dari tahun sehingga pada 2026-2030 porsinya akan menjadi 43,9%. Lalu SME 18,7% dan ritel 39,4%.
Dalam penyaluran kredit di segmen wholesale, Bukopin akan fokus menyasar perusahaan-perusahaan Korea yang ada di Indonesia dan BUMN.
Baca Juga: KB Bukopin Siap Lakukan Right Issue, KB Kookmin Bank Akan Suntikan Modal
"Lima perusahaan besar Korea di Indonesia seperti Hyunday, Samsung, Lotte, LG, dan Hankook sudah jadi nasabah kami. Potensi bisnis dari lima ini saja sudah sangat besra, ditambah lagi dengan perusahaan lain," tutur Helmi.
Untuk SME, bank ini akan fokus menyasar supplai chain dari perusahaan-perusahaan Korea tersebut. Misalnya, perseroan saat ini membiayai dealer-dealer Hyundai dengan portofolio kredit mencapai Rp 900 miliar.
Sedangkan di segmen ritel, BBKP fokus membiayai kredit pensiunan. Saat ini, perseroan bekerjasama dengan Taspen dan Asabri untuk pembayaran pensiun.
Baca Juga: Rights Issue Bank Menengah untuk Pertebal Modal
Menurut Helmi, potensi pensiunan ini sangat besar karena hanya ada 12 bank di tanah air yang bisa melayani pembayaran pensiunan. Adapun portofolio kredit Bukopin di segmen ini sudah mencapai sekitar Rp 13 triliun - Rp 14 triliun.
Selain itu, Bukopin juga menyasar Kredit Kendaraan Bermotor (KKB). Perseroan sudah bekerjasama dengan belasan dealer hyundai untuk pembiayaan pembelian kendaraan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News