Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan akan semakin gencar berburu dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) tahun depan dalam mengumpulkan dana pihak ketiga (DPK). Hal itu dilakukan untuk menekan biaya dana sehingga perolehan laba terjaga di tengah tren margin bunga yang semakin turun.
Sejumlah strategi pun telah disiapkan untuk berburu dana murah. PT Bank Woori Saudara Tbk misalnya akan mendorong CAS melalui produk inovatif dengan target nasabah eksisting. Sementara untuk nasabah baru, bank ini akan mendorong lewat payroll, sekolah, dan lain-lain.
Baca Juga: Stabilitas jasa keuangan diklaim terjaga di tengah ketidakpastian ekonomi dunia
Perwakilan manajemen sekaligus Tim Analis Bank Woori Saudara Rully Nova mengatakan, menargetkan DPK tumbuh sekitar 7%-10%. Porsi CASA diharapkan mencapai 30%. "CASA ini ditargetkan tumbuh 20% dari tahun ini," katanya pada Kontan.co.id, Kamis (26/12).
Akhir tahun ini, Bank Woori Saudara juga masih akan berusaha mendorong perolehan dana tabungan menjadi Rp 3,5 triliun, hanya kurang Rp 183 miliar dari posisi Oktober 2019.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga akan fokus menjaring dana-dana murah agar menekan biaya dana tahun depan. Bank ini menargetkan pertumbuhan DPK 10%-11% pada 2020, atau sama dengan tahun 2019.
Tahun ini, bank pelat merah ini menargetkan porsi CASA sebesar 61% dan tahun depan diharapkan akan lebih tinggi lagi. Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI menjelaskan, pertumbuhan simpanan BRI secara konsisten selalu berada di atas industri.
Baca Juga: Nasabah BCA bisa tranfer via QR Code dari jarak jauh, penasaran caranya?
Per September 2019, tercatat tumbuh 10,1%YoY, lebih tinggi dari industri 7,1%. Adapun porsi dana murahnya mampu tumbuh 12,7%.
Untuk mendorong pertumbuhan CASA, BRI akan melakukan optimalisasi jaringan kerja perseroan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Lalu mengoptimalisasi peran Agen BRILink melalui peningkatan transaksi maupun referal simpanan, serta mengembangkan platform pembayaran digital di berbagai ekosistem (BRISmart, BRIMola, BRIStore, BRI API) untuk menangkap potensi likuiditas baru.
Sementara PT Bank Permata Tbk akan mendorong dana murah lewat inovasi produk dengan mengombinasikan kredit dan tabungan. Jelang akhir tahun 2019, bank ini lewat unit usaha syariahnya meluncurkan produk KPR iB Bijak. Ini merupakan produk KPR yang mengombinasikan dengan tabungan.
Baca Juga: Menilik strategi yang dilakukan perbankan untuk mendobrak kredit konsumsi tahun depan
Dengan produk tersebut, cicilan KPR akan semakin ringan karena tabungan nasabah akan dikenakan margin jauh lebih tinggi dibandingkan tabungan pada umumnya. Bahkan cicilan KPR akan dikenakan ujrah 0% jika nilai tabungannya 125% dari pokok KPR.
Per September 2019, rasio CASA UUS Bank Permata masih 60%. Tahun depan, dengan tambahan produk anyar tersebut, rasio dana murah diharapkan akan mencapai 65%.
Adapun total DPK Bank Permata per kuartal III 2019 mencapai Rp 17,4 triliun di mana CASA menyumbang Rp 11 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News