Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) berkeinginan mendorong pertumbuhan dunia usaha melalui pemanfaatan perkembangan teknologi informasi terkini.
Untuk itu, perseroan menggandeng CFO Club Indonesia menyelenggarakan Macro Economic Outlook untuk memberikan proyeksi terkini perkembangan ekonomi di tahun 2020, termasuk tantangan dan potensi bisnis dari fenomena booming digital teknologi yang tengah terjadi.
Baca Juga: Bank jumbo siap eksekusi kenaikan plafon KUR
Event yang dihadiri sekitar 100 CFO perusahaan asing dan domestik itu menampilkan pembicara Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro, SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi dan SVP Transaction Banking Wholesale Sales Bank Mandiri Tri Nugroho
Dalam kesempatan itu, Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menyampaikan, pihaknya memperkirakan ekonomi Indonesia tahun 2019 akan tumbuh di kisaran 5,06% pada akhir 2019 yang ditopang oleh konsumsi domestik akibat konsistennya inflasi di level rendah serta investasi, meskipun situasi global cenderung tidak menguntungkan.
Meski demikian, tambahnya, laju pertumbuhan ekonomi sedikit tertahan mengingat pada sepanjang 2019 harga komoditas global berada dalam tekanan sehingga menghambat kontribusi dari sektor ekspor.
Baca Juga: Transaksi uang digital meningkat terus, pendapatan non bunga bank tergerus
“Kami memperkirakan ekonomi Indonesia tahun depan akan melaju lebih cepat di level 5,22% seiring proyeksi optimisme membaiknya pendapatan dan meningkatnya belanja rumah tangga dan pemerintah, yang juga ditopang terjaganya laju inflasi tahunan,” katanya saat ditemui di Jakarta, Kamis (21/11).
Salah satu faktor pendorong belanja rumah tangga, katanya menambahkan, adalah terjadinya booming digital teknologi yang meningkatkan transaksi masyarakat di platform-platform online.
Selaras dengan data tersebut, Thomas Wahyudi selaku SVP Transaction Banking Retail menjelaskan adanya disruption in digital era membuat transaksi uang elektronik naik secara signifikan sebesar 94,7% dari tahun 2014.
Baca Juga: Presiden permudah syarat kepemilikan rumah, DP dari 5% menjadi hanya 1%
Bermunculannya perusahaan baru di bidang fintech memberikan pengalaman baru bertransaksi kepada masyarakat, hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi perbankan segment retail untuk melakukan inovasi.
Salah satunya adalah cooptation strategy “Become the most preferred Banking Partner for every partners from every industries” yang salah satunya diwujudkan dalam mengoneksikan Application Programming Interface (API).
Terkait inisiatif tersebut, bank Mandiri saat ini juga sudah bekerja sama dengan industry lain non bank sebagai pengejawantahan dari “beyond banking”, contohnya Mandiri Travel Center, Shell fleet card, dan beberapa Digital Ecosystem yang sudah dibangun.
Baca Juga: Bank Mandiri siap salurkan 60% KUR ke sektor produksi tahun ini
Sedangkan dari sisi wholesale, Tri Nugroho selaku SVP Transaction Banking Wholesale menjelaskan bahwa pelaku bisnis dapat meningkatkan performance dan efektivitas dengan cara menanamkan system perbankan dalam pengelolaan likuiditas perusahaan. Sehingga perusahaan tersebut dapat lebih fokus untuk mengembangkan strategi bisnisnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News