kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bank Mandiri berniat pertahankan tingkat efisiensi bank


Selasa, 05 April 2011 / 15:12 WIB
Bank Mandiri berniat pertahankan tingkat efisiensi bank
ILUSTRASI. Ilustrasi koperasi


Reporter: Nina Dwiantika, Bernadette Christina Munthe | Editor: Johana K.

JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mengaku menjadi bank paling efisien di industri perbankan. Untuk mempertahankan tingkat efisiensi sepanjang tahun 2011, bank yang memiliki aset terbesar di Indonesia itu akan menjaga cost eficienciy ratio dibawah 45%. Selain itu, mereka akan mempertahankan biaya operasional dan pendapatan operasional (BOPO) dibawah 70% dan menurunkan pendapatan bunga bersih atau net interest margin (NIM).

Zulkifli Zaini, Direktur Utama BMRI mengatakan, tiga indikator tersebut diharapkan akan membentuk tingkat efisiensi perbankan. "Tahun lalu cost eficiency ratio kami sebesar 42%, sedangkan BOPO 70% dan NIM 5,2%," jelas Zulkifli, Selasa (5/4).

Ia menambahkan, BOPO BMRI tahun ini akan ditekan dengan rasio dibawah 70%, dengan mengembangkan pendapatan dan menekan biaya.

Meski begitu, Zulkifli tak memungkiri bahwa NIM perbankan Indonesia cukup tinggi dibandingkan dengan negara lain. Oleh karena itu, ia terus berupaya membangun tingkat efisiensi dengan menekan biaya umum, biaya administrasi dan biaya tenaga kerja dari BOPO tersebut.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) akan memaksa perbankan nasional untuk lebih efisien dalam operasionalnya sehingga bisa menekan selisih bunga kredit dan bunga deposito. Tujuannya, agar perbankan Indonesia mampu bersaing dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution mengatakan, perbankan Indonesia harus efisien dan menekan NIM agar makin banyak masyarakat yang mengambil kredit. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh bank sentral pada akhir Desember 2010 lalu, BOPO perbankan Indonesia berada di level 81,6% dan NIM 5,8%.

Kondisi ini jauh berbeda dengan industri perbankan di negeri tetangga. Tengok saja, di Singapura, Malaysia dan Filipina, BOPO berkisar 32,7-73,1%, sementara NIM 2,2-4,5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×