Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) akan membagikan dividen kepada pemegang saham sebesar 60% dari laba bersih tahun 2019 Rp 27,5 triliun. Total dividen yang ditebar bank pelat merah ini mencapai Rp 16,5 triliun.
Pembagian dividen tersebut telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar Rabu (19/2).
Baca Juga: BRI tebar dividen Rp 20,6 triliun, negara dapat berapa?
“Penetapan besaran dividen tersebut telah memperhatikan kebutuhan likuiditas perseroan dalam mengembangkan bisnis dan memenuhi ketentuan terbaru regulator, serta sebagai bentuk apresiasi perseroan kepada pemegang saham atas kepercayaan dan dukungannya, sementara sisa 40% dari laba bersih 2019 akan digunakan sebagai laba ditahan,” kata Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar kepada media di Jakarta Rabu (19/2).
Sepanjang tahun 2019, Bank Mandiri membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 27,5 triliun, meningkat 9,9% secara tahunan (year on year/yoy). Perolehan laba bersih tersebut didorong oleh pertumbuhan kredit konsolidasi yang sebesar 10,7% yoy mencapai Rp 907,5 triliun.
Rasio dividen tersebut meningkat dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2018, Bank Mandiri hanya membagikan dividen tunai sebesar 45% dari laba bersihnya Rp 25 triliun atau senilai Rp 11,25 triliun. Sisa 55% laba senilai Rp 13,75 triliun masuk saldo laba ditahan.
Menurut Royke, Bank Mandiri membukukan kinerja yang sangat baik pada tahun lalu, dimana laba bersih Bank Mandiri secara konsolidasi.
Seiring keinginan untuk tumbuh secara sehat dan berkelanjutan, Bank Mandiri berhasil memperbaiki kualitas kredit yang disalurkan sehingga rasio NPL gross turun 42bps menjadi 2,33% dibandingkan Desember tahun lalu. Dampaknya, biaya CKPN pun ikut melandai sebesar -14,9% YoY menjadi Rp 12,1 triliun.
Baca Juga: Bursa Calon Komisaris Utama Bank BUMN Didominasi Mantan Direktur Utama Bank Mandiri
Menurut Royke, konsistensi untuk mengutamakan prinsip pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan dalam ekspansi serta inovasi layanan yang berkelanjutan melalui otomatisasi ataupun digitalisasi, menjadi kunci keberhasilan perseroan dalam melewati tahun 2019 yang diwarnai dengan persaingan ketat industri perbankan serta maraknya usaha pembiayaan berbasis digital.
“Perseroan menyadari tantangan industri perbankan tahun ini akan semakin kompleks, baik dari aspek likuiditas, keberadaan industri teknologi finansial (tekfin) serta ketidakpastian situasi ekonomi global. Untuk itu, kami akan terus mewaspadai perkembangan ekonomi terkini dan melakukan inisiatif strategis yang diperlukan berdasarkan pertimbangan efektifitas dan efisiensi,” kata Royke.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News