Reporter: Nina Dwiantika, Adhitya Himawan, Issa Almawadi | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Keputusan pemerintah menjual saving bonds (SBR) memberikan angin segar bagi nasabah bank berkocek minim. Instrumen investasi ritel terbaru terbitan pemerintah ini menawarkan kupon sebesar 8,75%, dengan pembelian minimal cuma Rp 5 juta.
Jika dibandingkan bunga deposito normal atau counter rate, kupon SBR jelas lebih tinggi. Mengutip Pusat Informasi Pasar Uang (PIPU) Bank Indonesia (BI), rata-rata bunga deposito tenor satu bulan seluruh bank sebesar 6,95%, per 20 Mei 2014.
Bahkan, sejumlah bank pelat pemerintah, hanya menawarkan bunga deposito di bawah 5%, misalnya Bank BNI yang menyodorkan bunga 4,38%. Dus, kupon saving bonds tentu lebih menarik.
Namun, tidak demikian bagi nasabah tajir. Menurut Myland Zoelaini, Senior Vice President Wealth Management Bank Mandiri, produk saving bonds cukup diminati oleh nasabah Bank Mandiri. Sejak dijual mulai dari 2 Mei lalu, Mandiri telah berhasil menjual ludes saving bonds dari kuota sebesar Rp 500 miliar.
Kendati laris manis, penjualan saving bonds tak mengganggu pada penjualan deposito. "Deposito tetap menjadi produk simpanan yang paling diminati nasabah prioritas, apalagi ditengah tren suku bunga deposito tinggi," ujar dia, Selasa (20/5).
Ka Jit, Senior Corporate Executive Consumer Division Bank OCBC NISP, mengatakan, pihaknya telah menjual Rp 80 miliar saving bonds dari total penjatahan Rp 100 miliar.
Ka Jit bilang, SBR menarik minat nasabah OCBC NISP dengan jumlah simpanan biasa saja. Tapi, bagi deposan besar, OCBC NISP menawarkan bunga deposito lebih tinggi ketimbang SBR.
"Sejak SBR meluncur, nyaris tidak ada pengaruhnya bagi deposito di OCBC NISP. Apalagi, kami hanya menjual SBR Rp 100 miliar, sementara jumlah deposito kami sekitar
Rp 38 triliun," ucap Ka Jit yakin.
Kendati begitu, Achmad Baequni, Direktur Keuangan Bank Rakyat Indonesia (BRI), mengaku perebutan dana di pasar juga bersaing dengan saving bonds.
Dody Arifianto, Ekonom Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS), mengatakan, penerbitan saving bonds turut mempengaruhi perebutan dana perbankan. "Masyarakat memperhitungkan imbal hasil yang diperoleh dari simpanan mereka," kata Dody.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News