Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bersih-bersih kredit macet masih menjadi agenda bisnis Bank Mandiri Tbk tahun ini. Bank berkode BMRI di bursa saham itu menargetkan bisa menekan kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di bawah level 3% pada tahun ini.
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan, tahun ini ada dua segmen yang bakal menjadi tantangan Bank Mandiri. Yakni, segmen kredit menengah dan kredit konsumer. Sementara berdasarkan sektor kredit, komoditas masih menjadi salah satu yang perlu diawasi.
"Tantangannya, ada risiko kredit menengah diiringi dengan slow down di kredit konsumer," kata Kartika, Selasa (2/1).
Kendati demikian, bank plat merah ini masih menyalurkan kredit sektor komoditas melalui kredit korporasi. Bank Mandiri menilai, sektor komoditas yang masih berpeluang menerima kredit adalah bisnis kelapa sawit dan batubara.Kartika menambahkan, penurunan daya beli juga masih menghantui kredit konsumsi.
Indikasinya, penjualan kendaraan, sepeda motor dan ritel masih lemah. "Pertumbuhan kredit menunggu pemulihan daya beli," tambahnya.
Dengan berbagai tantangan tersebut, Kartika menyatakan, tahun ini Bank Mandiri tetap mengawasi NPL dan terus menjaga NPL berada di bawal 3%. Tahun lalu, rasio NPL berada di level 3% sampai 3,5%.
Untuk menjaga risiko kredit bermasalah, Bank berplat merah ini mengincar pertumbuhan kredit sebesar 10% hingga 11% sepanjang tahun ini. Target tersebut, kata Kartika, merupakan target paling realistis. Sebab, secara konsolidasi Bank Mandiri mencatat pertumbuhan kredit 9%-10% di tahun 2017.
Dari sisi likuiditas, Kartika menyatakan Bank Mandiri memiliki pendanaan cukup tebal. Ini tercermin dari posisi rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) yang telah turun dari posisi 90% menjadi 88% di akhir tahun 2017.
Dengan strategi menjaga NPL dan menggenjot kredit, Kartika optimistis pertumbuhan kinerja BMRI akan membaik. Kartika optimistis laba bak ini dapat tumbuh dua digit. Dia menambahkan, tahun lalu, per November 2017, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit sebesar Rp 601,27 triliun.
Angka ini hanya naik sekitar 4,6% dibandingkan dengan posisi Rp 574,88 triliun di November 2016. Sedangkan, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mencapai sekitar Rp 691,01 triliun per November 2017.
Posisi simpanan ini tumbuh sekitar 7,22% dibandingkan dengan posisi Rp 644,47 triliun pada November 2016. Nilai DPK ini terdiri dari giro Rp 180,86 triliun, tabungan Rp 284,89 triliun, dan deposito Rp 225,25 triliun.
Bank Mandiri juga mencatatkan kenaikan laba bersih sekitar 38,4% jadi Rp 18,7 triliun per November 2017. Per November 2016, laba bersih BMRI sekitar Rp 13,5 triliun. Lonjakan laba Bank Mandiri tercatat di atas rata-rata perbankan. Tahun lalu, laba BMRI tertekan akibat kenaikan NPL.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News