Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bunga kredit usaha rakyat (KUR) yang dipatok rendah tahun ini sebesar 7% menjadi berkah bagi bank penyalur. Tak terkecuali PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang menyebut pihaknya semakin ringan dan leluasa menawarkan KUR kepada calon debitur.
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas menyebut, sampai dengan akhir Februari 2018 Bank Mandiri sudah menyalurkan Rp 1,93 triliun KUR alias 13,3% dari target 2018 yang sebesar Rp 14,56 triliun. KUR tersebut disalurkan kepada lebih dari 33.000 debitur perseroan.
"Penurunan bunga KUR menjadi 7% semakin meringankan beban bunga nasabah atau debitur dan memudahkan masyarakat untuk mengajukan KUR serta memudahkan perbankan untuk menawarkan KUR," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (13/3).
Kendati demikian, target perseroan tahun ini masih cukup banyak. Bank berlogo pita emas ini pun telah menyiapkan sejumlah amunisi untuk menyerap habis plafon KUR tahun ini.
Antara lain dengan tetap fokus menyalurkan kredit ke sektor produksi seperti pertanian, perikanan, industri pengolahan dan jasa produksi. Bank Mandiri juga mengambil basis calon debitur KUR lewat beberapa mitra binaan nasabah korporasi dan komersial perseroan.
"Kami juga memanfaatkan keberadaan kelompok tani ataupun koperasi dan bermitra dengan mereka untuk menyalurkan KUR kepada anggotanya," tambah Rohan.
Bukan hanya menyalurkan kredit, bank bersandi saham BMRI ini juga aktif melakukan pembinaan dan pembekalan terhadap debitur kUR perseroan. Harapannya, debitur tersebut dapat naik kelas dan menjadi nasabah kredit komersial dengan limit kredit yang lebih tinggi untuk Bank Mandiri.
Sebagai tambahan informasi, akhir tahun lalu Bank Mandiri sudah menyalurkan KUR sebesar Rp 13,34 triliun. Nilai tersebut 102,6% dari target KUR sebesar Rp 13 triliun. Dari jumlah tersebut, 42% masuk ke sektor produktif, sektor pertanian 22,91% sektor pertanian, 1,35% sektor perikanan. Kemudian, sektor industri pengolahan 11,03%, dan KUR ke sektor jasa produksi 12,19%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News