kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.894   36,00   0,23%
  • IDX 7.206   65,50   0,92%
  • KOMPAS100 1.108   12,68   1,16%
  • LQ45 879   12,89   1,49%
  • ISSI 221   1,21   0,55%
  • IDX30 449   6,81   1,54%
  • IDXHIDIV20 541   6,16   1,15%
  • IDX80 127   1,52   1,20%
  • IDXV30 135   0,66   0,49%
  • IDXQ30 149   1,88   1,28%

Bank Mandiri tawar Bank Permata dengan harga Rp 1.115?


Selasa, 26 Maret 2019 / 11:12 WIB
Bank Mandiri tawar Bank Permata dengan harga Rp 1.115?


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) bersama dengan Morgan Stanley dikabarkan telah selesai melakukan pengkajian terkait kemungkinan akuisisi PT Bank Permata Tbk (BNLI), hal tersebut dikemukakan oleh salah satu sumber Kontan.co.id

Menurutnya, saat ini Bank Mandiri tengah mempertimbangkan minatnya untuk menjadi pemegang saham pengendali Bank Permata. Setelah rampung, kelak Bank Permata akan digabung oleh Bank Mandiri atau dengan anak perusahaannya yaitu PT Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap).

Sumber lain mengatakan, Bank Mandiri saat ini juga sudah memulai pembicaraan terkait dengan harga beli. Antara lain di kisaran Rp 1.115 alias 1,4 atau 1,5x nilai buku (price book value/PBV).

Sekadar informasi saja, saat ini kepemilikan saham BNLI masing-masing sebanyak 44,6% dipegang oleh PT Astra Internasional Tbk (ASII) dan Standard Chartered (StanChart). Sementara sisanya merupakan saham milik publik.

Sayangnya, baik pihak Bank Mandiri, Astra maupun Standard Chartered belum berkomentar terkait hal tersebut. Serupa, pihak Morgan Stanley juga tidak menanggapi permintaan komentar.

Menanggapi rencana akuisisi BMRI dan BNLI, Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma berpendapat kalau rencana tersebut terlalu banyak spekulasi. Sebab menurutnya, jika Bank Mandiri hanya mendapatkan saham StanChart maka kemungkinan besar hal tersebut bakal ditolak oleh Bank Mandiri.

Selain itu, ada beberapa permasalahan mendasar di badan Bank Permata. Kendati tahun lalu kinerja keuangan perseroan mengalami peningkatan. Posisi rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) Bank Permata masih cukup tinggi di 4,36%.

Posisi tersebut memang menurun dari tahun sebelumnya yang menyentuh 4,6%, hanya saja nilai tersebut masih jauh lebih tinggi dari rata-rata NPL industri perbankan yang tahun lalu sebesar 2,37%.

Menurutnya, kisaran valuasi yang cocok bila hanya membeli salah satu saham (StanChart atau Astra) yaitu di kisaran 0,9-1x PBV. Namun, bila menjadi pemegang saham pengendali maka sebenarnya harga 2x PBV atau harga premium masih menarik.

Sebab, Bank Permata memiliki jaringan yang cukup luas sebagai bank, artinya Bank Mandiri atau investor lain tidak akan merogoh kocek banyak untuk membangun infrastruktur. Alias hanya memperbaiki kinerja keuangan lebih dulu.

Sekadar informasi saja, Bank Permata per akhir Desember 2018 lalu tercatat memiliki 323 kantor cabang, 16 cabang bergerak (mobile branch), 23 layanan satu atap syariah, 2 payment point, 1.018 mesin ATM dengan akses lebih dari 100.000 ATM (VisaPlus, Visa Electron, MasterCard, Alto, ATM Bersama dan ATM Prima) dan terhubung dengan ATM di seluruh dunia lewat jaringan Visa, Mastercard, Cirrus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×