Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Bank penyalur kredit usaha rakyat (KUR) akan menjaring banyak nasabah di tahun 2017 untuk dapat memberikan kredit super mikro ini. Pasalnya, bank dilarang menyalurkan KUR kepada nasabah yang sudah dapat kredit komersial dari bank. Juga, distribusi KUR harus luas atau tak bisa lagi terkonsentrasi di beberapa wilayah.
Kepala Divisi Usaha Kecil PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Anton Siregar mengaku, pihaknya masih fokus kepada penerima KUR yang belum memperoleh kredit komersial. Strategi BNI dalam menyalurkan KUR di tahun ini adalah fokus menyalurkan KUR pada sektor produktif dan prioritas seperti pertanian, perkebunan, dan perikanan.
Agar penyaluran efektif, pola kerja sama Supply Chain Financing (SCF) dan kemitraan akan BNI implementasi kan guna para pelaku usaha kecil di sektor produktif dan prioritas mendapatkan jaminan pembinaan, dan jaminan harga jual produksi. "Dari target KUR BNI senilai Rp 12 triliun akan kami alokasikan 40% ke sektor produktif dan prioritas," katanya, Jumat (10/2).
Sisanya, penyaluran KUR akan mengalir ke sektor perdagangan yang memberikan efek ganda ke sektor produktif tersebut sehingga KUR yang diberikan akan membawa dampak langsung terhadap peningkatan pendapatan dan perekonomian bagi penerimanya. Target akhirnya adalah penerima KUR dapat mengembangkan usaha dan membuka lapangan kerja baru.
Hari Siaga, Sekretaris Korporasi PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menuturkan, potensi menyalurkan kredit super mikro ini masih sangat besar. Untuk menyiasati aturan KUR tak boleh untuk penerima kredit komersial, BRI akan memanfaatkan nasabah binaan yang bankable untuk dapat memperoleh KUR.
Saat ini, BRI memiliki banyak nasabah binaan baik yang dari perusahaan kelola sendiri maupun nasabah binaan yang digarap bersama oleh Kementerian BUMN. “Kami juga akan menyalurkan KUR ke wilayah yang lebih luas seperti Indonesia Timur yang memiliki kesempatan untuk menerima KUR,” ucapnya.
BRI akan menyalurkan KUR hingga Rp 71,2 triliun di tahun 2017 ini. Rinciannya, KUR mikro senilai Rp 61,5 triliun, KUR ritel senilai Rp 9,5 triliun, dan KUR untuk Tenaga Kerja Indonesia (TKI) senilai Rp 200 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News