CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Bank Mega pilih terkena denda ketimbang penuhi ketentuan LDR


Kamis, 18 November 2010 / 20:42 WIB
Bank Mega pilih terkena denda ketimbang penuhi ketentuan LDR
ILUSTRASI. Bank Mayapada


Reporter: Fransiska Firlana | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. PT Bank Mega Tbk memilih terkena denda ketimbang memenuhi ketentuan LDR. Direktur Utama Bank Mega J.B Kendarto mengatakan LDR perusahaan saat ini memang tergolong rendah, yaitu 61,5% per September 2010.

"Kami memang punya kebijakan bahwa LDR kami tidak akan melebihi 70%, kami memang sengaja," papar Kendarto, Kamis (18/11).

Kendarto mengatakan, kesengajaan itu bukan tanpa alasan. Bank Mega selaku bank menengah bisa survive dari dua kali krisis keuangan yang cukup besar yaitu tahun 1998 dan 2008. "Di Indonesia, untuk bank kelas menengah sekelas bank Mega dimana pemegang sahamnya bukan pemerintah maka perlu bantalan yang kuat untuk menghadapi krisis. Jadi kami sengaja menyisakan kelebihan LDR kami yang 30% kami masukkan ke SUN, SBI, dan cash. Untuk jaga-jaga bila terjadi krisis. Jadi ini merupakan bagian dari strategi risk management kami," paparnya.

Kendarto mengatakan, kesengajaan untuk tidak memenuhi ketetentuan LDR ini memang akan dikenai denda, namun menurutnya denda itu lebih murah dibandingkan risiko yang akan ditanggung bila terjadi krisis. Ketika terjadi krisis 2008, Bank Mega sudah dirumorkan akan rush. Bahkan sudah banyak nasabah yang narik dana dari Bank Mega, satu hari bisa Rp 3 triliun. "Mereka tentu akan lari ke bank-bank pemerintah. Padahal karena SBI dan SUN yang kami miliki cukup banyak pada waktu maka kami lolos dari krisis," paparnya.

Kendarto menambahkan, pihaknya pun sudah belajar dari kasus Bank Mutiara juga. "Saya kira kalau terjadi apa-apa maka akan susah mencari bantuan. Seandainya dibantupun pasti ribut. Jadi daripada kami bikin repot orang kami memilih jaga-jaga sendiri," cetusnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×