kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45922,98   13,67   1.50%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Mega targetkan masuk jajaran bank BUKU 4 di 2025


Kamis, 05 Maret 2020 / 15:39 WIB
Bank Mega targetkan masuk jajaran bank BUKU 4 di 2025
Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib memaparkan kinerja perseroan di Jakarta, Kamis (5/3/2020).


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mega Tbk (MEGA) menargetkan bisa menjadi bank umum kegiatan usaha (BUKU) 4 dengan modal inti minimum Rp 30 triliun pada 2025 mendatang. Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib bilang, target tersebut bakal direalisasikan secara organik.

Adapun hingga akhir 2019 lalu, modal inti Bank Mega masih tercatat senilai Rp 14,68 triliun. Artinya bank milik taipan Chairul Tanjung ini masih butuh Rp 15 triliun lebih untuk menjadi BUKU 4.

Baca Juga: Bank milik CT mengklaim jadi bank dengan pertumbuhan kredit tertinggi di Indonesia

“Saat ini modal inti kami sekitar Rp 15 triliun, akhir tahun ini diperkirakan bisa mencapai Rp 16 triliun. Sehingga masih butuh Rp 14 triliun untuk jadi BUKU 4. Dari kalkulasi kami, akumulasi profit selama lima tahun ke depan bisa memenuhi kebutuhan Rp 14 triliun tersebut,” kata Kostaman saat paparan kinerja, Kamis (5/3) di Jakarta.

Kostaman menambahkan meskipun bakal lebih rajin menahan laba guna mengumpulkan modal lebih banyak, perseroan bakal tetap mengalokasikan sekitar 50% sebagai dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham.

“Kami tidak merencanakan aksi korporasi, target menjadi BUKU 4 akan dilakukan secara organik, sembari tetap mengalokasikan sekitar 50% laba untuk dividen. Jika masih kurang, CT Corp telah berkomitmen menambah modal,” sambungnya.

Selain membidik jadi BUKU 4, pada 2025 Kostaman bilang perseroan juga menargetkan dapat menghimpun aset hingga Rp 250 triliun dan return of asset (RoA) hingga 4%.

Baca Juga: Bangkok Bank bisa integrasikan cabang di Indonesia dengan Bank Permata

Tahun lalu, kinerja Bank Mega memang tercatat baik. Laba bersih perseroan tumbuh signifikan dari Rp 1,59 triliun pada 2018 menjadi Rp 2,00 triliun akhir tahun lalu dengan pertumbuhan 25,78% (yoy).

Pertumbuhan laba ini utamanya ditopang oleh kinerja intermediasi yang juga mumpuni. Tahun lalu perseroan tercatat berhasil menyalurkan kredit Rp 53,01 triliun dengan pertumbuhan 25,47% (yoy).

Hampir semua segmen kredit Bank Mega juga tercatat tumbuh mumpuni. Segmen korporasi yang tersalurkan Rp 23,19 triliun tumbuh 51,27% (yoy). Kemudian sektor joint financing tumbuh 14,37% (yoy) senilai Rp 15,36 triliun. Sedangkan segmen ritel dan komersial tumbuh 14,06% (yoy) senilai Rp 6,65 triliun.

Baca Juga: Soal corona, Maybank bantu debitur manufaktur diversifikasi pengadaan bahan baku

Cuma segmen bisnis kartu kredit yang tercatat tumbuh moderat sebesar 2,23% (yoy) dari Rp 7,71 triliun pada 2018 menjadi Rp 7,88 triliun akhir tahun lalu.

Adapun aset Bank Mega tercatat tumbuh 20,48% (yoy) menjadi Rp 100,80 triliun. Ini juga pertama kalinya perseroan berhasil menghimpun aset lebih dari Rp 100 triliun.

Sementara RoA perseroan tahun lalu tercatat sebesar 2,9%. Lebih tinggi dibandingkan kompetitornya di kelas BUKU 3 sebesar 1,7%, bahkan di berada di atas RoA industri sebesar 2,5%

Baca Juga: Kartu kredit BCA melayani tarik tunai lewat ATM, penasaran? Simak caranya di sini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×