kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.928.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Bank mendominasi pembiayaan sektor lahan dan hutan


Kamis, 13 Februari 2014 / 16:56 WIB
Bank mendominasi pembiayaan sektor lahan dan hutan
ILUSTRASI. Peringatan dini BMKG cuaca hari ini hujan lebat, provinsi berikut ini dalam kategori Waspada bencana. ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar.


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Industri perbankan mendominasi pembiayaan dalam kegiatan industri berbasis lahan dan hutan di Indonesia. Memang, perbankan hingga kini mendominasi seluruh kegiatan jasa keuangan di Indonesia.

Menurut Mouna Wasef, peneliti divisi monitoring analisis anggaran Indonesia Coruption Watch (ICW), peran bank sangat dominan. Pada tahun 2012, kontribusi pendanaan dari perbankan mencapai 77% dari seluruh pelaku jasa keuangan.

"Berdasarkan laporan bulanan bank umum milik Bank Indonesia tahun 2012, kontribusi lembaga keuangan lain jauh lebih kecil. Sekuritas bahkan tidak sampai 1%," kata Mouna di Jakarta, Kamis, (13/2).

Tanpa pembiayaan dari bank, industri berbasis hutan dan lahan akan kesulitan memasuki pasar saham dan obligasi yang memungkinkan mereka mengakses pembiayaan jangka panjang. Hingga akhir 2012, lima bank terbesar yang mendominasi pembiayaan industri berbasis hutan dan lahan adalah Bank Mandiri, BCA, Panin Bank, BNI dan BRI

Mouna menambahkan, industri berbasis lahan dan hutan termasuk industri berisiko tinggi karena rentan terhadap kejahatan kehutanan dan lingkungan serta rentan terhadap tindak pidana pencucian uang. "Hal ini mengakibatkan bank dapat menghadapi risiko kegagalan kredit. Karena nasabah perusahaan yang melanggar peraturan lingkungan, korupsi, penggelapan pajak akan menjadi nasabah yang tidak dapat diandalkan pada saat diwajibkan membayar angsuran kredit," pungkas Mouna.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×