kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank menengah masih andalkan dana mahal untuk memupuk DPK


Minggu, 17 November 2019 / 20:28 WIB
Bank menengah masih andalkan dana mahal untuk memupuk DPK
ILUSTRASI. Nasabah terlihat di dekat pintu?kantor cabang Bank Tabungan Negara (BTN) di Jakarta, Selasa (3/7). Bank menengah masih andalkan dana mahal untuk memupuk DPK. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dari catatan Otoritas Jasa Keuangan, cuma bank umum kegiatan usaha (BUKU) 4 yang punya rasio dana murah alias current account and saving account (CASA) lebih dari 50% dari total dana pihak ketiga (DPK). Sementara DPK BUKU 3 hingga BUKU 1 masih didominasi oleh dana mahal.

OJK mencatat, per Agustus 2019 rasio dana mahal BUKU 1 sebesar 55,35%, BUKU 2 sebesar 54,53%, BUKU 3 sebesar 57,01%. Sementara BUKU 4 sebesar 36,41%.

Baca Juga: Kini, bayar BP Jamsostek bisa melalui LinkAja

Likuiditas dan persaingan yang ketat menghimpun dana murah dari masyarakat, ditambah terbatasnya daya jangkau layanan bikin bank menengah kecil masih mengandalkan dana murah guna untuk menopang DPK.

“Tiap bank punya segmen dan strategi masing-masing, tidak masalah dana murah masih mendominasi sepanjang persaingannya fair,” kata Presiden Direktur PT Bank Mayapada Tbk (MAYA) Hariyono Tjahrijadi kepada Kontan.co.id, Minggu (17/11).

Per September 2019, rasio dana mahal bank BUKU 3 ini sejatinya masih mendominasi. Dari total DPK Bank Mayapada senilai Rp 75,95 triliun, dana mahal perseroan mencapai 54,98 triliun atau setara 72,39% dari total DPK.

Meskipun masih didominasi dana mahal, Hariyono bilang perseroan sejatinya juga terus berupaya memupuk rasio dana murahnya. Sejumlah strategi akuisisi nasabah juga disiapkan bank milik taipan asal Malaysia Dato Sri Tahir ini.

Baca Juga: Ini produk dan fitur baru yang disiapkan BNI sampai akhir tahun

“Kami terus berupaya meningkatkan kemampuan dan kemudahan transaksi e-channel, serta mendorong pertumbuhan nasabah baru, sehingga selain mendatangkan pendapatan komisi juga bisa menopang CASA,” lanjut Hariyono.

Di kelas BUKU 3 lainnya ada PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) yang juga mengalami hal serupa. Per September, rasio dana mahal perseroan masih mendominasi senilai Rp 120,49 triliun, atau setara 57,41% dari total DPK senilai Rp 209,86 triliun.

Total DPK tersebut memang tumbuh 17,25% (yoy) dibandingkan September 2018. Namun, Simpanan deposito yang menopang pertumbuhan sebesar 30,49% (yoy). Sementara simpanan giro tumbuh 7,61% (yoy), sementara tabungan justru mencatat pertumbuhan negatif 2,11% (yoy).

Sebelumnya, Direktur Keuangan dan Treasury BTN Nixon LP Napitupulu pernah menyatakan tingginya rasio dana mahal perseroan bikin membengkaknya biaya dana alias cost of fund perseroan. Hasilnya, bunga pinjaman perseroan jadi ikut terkerek naik.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×