kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.946.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.421   -121,00   -0,73%
  • IDX 7.465   -73,12   -0,97%
  • KOMPAS100 1.049   -9,76   -0,92%
  • LQ45 788   -9,08   -1,14%
  • ISSI 253   -2,74   -1,07%
  • IDX30 412   -0,51   -0,12%
  • IDXHIDIV20 470   2,87   0,61%
  • IDX80 118   -1,14   -0,95%
  • IDXV30 123   0,72   0,59%
  • IDXQ30 131   0,68   0,52%

Bank Menyambut Positif Layanan Transaksi Keuangan Digital Payment ID Besutan BI


Senin, 04 Agustus 2025 / 19:11 WIB
Bank Menyambut Positif Layanan Transaksi Keuangan Digital Payment ID Besutan BI
ILUSTRASI. Bank Indonesia (BI) bakal memulai uji coba program besutan barunya, Payment ID, pada 17 Agustus 2025 KONTAN/Cheppy A. Muchlis/23/04/2025


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) bakal memulai uji coba program besutan barunya, Payment ID, pada 17 Agustus 2025 nanti. Program ini nantinya bakal menjadi sebuah pengembangan sistem dan infrastruktur payment yang dirancang untuk mencatat riwayat transaksi keuangan masyarakat secara rinci.

Merespons hal ini, beberapa bank mengungkapkan bahwa mereka turut mendukung peluncuran layanan baru Payment ID ini.

Bank Mandiri Taspen salah satunya. Direktur Bisnis Bank Mandiri Taspen Maswar Purnama menyatakan bahwa pihaknya memandang rencana penerapan Payment ID oleh BI sebagai langkah strategis dalam memperkuat integrasi dan transparansi ekosistem pembayaran nasional.

Baca Juga: BI: Payment ID Masih Uji Coba, Fokus Awal untuk Penyaluran Bansos

Menurutnya konsolidasi riwayat transaksi lintas kanal menjadi satu identitas terpusat sebagai single source of truth akan memberikan kemudahan bertransaksi sekaligus meningkatkan rasa aman dan kepercayaan nasabah terhadap layanan digital.

“Kami optimistis implementasi Payment ID akan memberikan nilai tambah signifikan bagi nasabah. Mandiri Taspen mendukung penuh uji coba ini dan akan terus bersinergi dengan regulator untuk memastikan manfaatnya dapat dirasakan secara optimal,” kata Maswar kepada Kontan, Senin (4/8).

Dengan adanya Payment ID ini, dia memandang bahwa implementasinya bakal menjadi instrumen penting dalam memperkuat kualitas penilaian kelayakan kredit. 

“Dengan adanya single source of truth terkait profil dan riwayat transaksi individu, perbankan dapat memperoleh gambaran yang lebih komprehensif dan akurat mengenai perilaku keuangan calon debitur,” tambahnya.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Bank BJB Syariah. Direktur Operasional Bank BJB Syariah Vicky Fitriadi menyebut bahwa mengenai implementasi Payment ID, pihaknya memandang ini sebagai upaya positif dalam memperkuat integrasi sistem pembayaran nasional yang lebih efisien dan transparan.

“Kami meyakini bahwa konsolidasi riwayat transaksi antar kanal keuangan melalui Payment ID akan memberikan nilai tambah, baik bagi nasabah maupun pelaku industri, dalam hal kemudahan layanan, keamanan, dan kepercayaan,” kata Vicky.

Dia juga menilai bahwa layanan ini nantinya bakal berpeluang memberikan kontribusi yang positif terhadap penurunan Non Performing Loan (NPL) bank. Hal ini karena, transparansi atas rekam jejak keuangan individu tentunya dinilai bisa memperkaya proses penilaian kelayakan nasabah serta memperkuat manajemen risiko pembiayaan.

“Hal ini akan membantu lembaga keuangan, termasuk Bank BJB Syariah, dalam melakukan asesmen yang lebih akurat serta pengambilan keputusan yang lebih prudent, sehingga pada akhirnya dapat menekan potensi pembiayaan bermasalah (non-performing financing),” tambahnya.

Baca Juga: BI Akan Luncurkan Payment ID pada Agustus 2025 untuk Awasi Transaksi Keuangan Digital

EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn menyampaikan bila sehubungan dengan rencana pemberlakuan sistem identifikasi transaksi keuangan digital Payment ID berbasis NIK oleh BI, pihaknya akan senantiasa mematuhi peraturan dan hukum yang berlaku serta mengikuti arahan dan kebijakan otoritas maupun regulator perbankan.

Senada seirama, Bank Oke Indonesia atau OK Bank juga turut menyambut baik. Direktur Kepatuhan Ok Bank Efdinal Alamsyah menjelaskan jika Payment ID akan membuat risiko penyalahgunaan identitas dan duplikasi transaksi dapat ditekan, akan tetapi bisa juga berdampak terhadap bisnis perbankan dimana terjadi perubahan perilaku nasabah dalam memilih channel transaksi.  

“Payment ID berpotensi membantu dalam mengurangi risiko kredit macet karena profil risiko lebih akurat, jadi bank dapat melihat riwayat pengeluaran, pemasukan, pinjaman aktif, dan keteraturan pembayaran nasabah lintas platform,” jelas Efdinal.

Menurut Efdinal, bank juga bisa mengidentifikasi individu yang meminjam dari banyak sumber (multi-lending), misalnya dari P2P lending dan fintech. Oleh karena itu penilaian kredit lebih terukur karena data dari Payment ID dapat dimanfaatkan untuk membangun model credit scoring khususnya untuk nasabah yang belum punya jejak di sistem yang ada sekarang.

Sebagai informasi Payment ID ini nantinya bakal berbentuk kode unik berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK). Kode ini terdiri dari kombinasi sembilan karakter huruf dan angka yang menghubungkan profil individu dengan seluruh transaksi, baik melalui rekening bank, dompet digital, maupun kanal pembayaran lainnya.

BI menyebut ada tiga fungsi utama Payment ID: mengidentifikasi profil pengguna secara spesifik, mengotentikasi data transaksi untuk memastikan validitasnya, dan menghubungkan data individu dengan catatan transaksi secara rinci.

Selanjutnya: Laba Midi Utama Indonesia (MIDI) Melesat 20,27% pada Semester I-2025

Menarik Dibaca: 5 Tanaman Pembawa Sial yang Harus Disingkirkan dari Rumah, Punya Energi Negatif!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×