Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berbicara kondisi likuiditas, perebutan sejatinya lebih terasa pada bank-bank yang memiliki modal mini, seperti Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) 2. Pasalnya, bank di kelompok tersebut memiliki Loan to Deposit Ratio (LDR) dengan level tertinggi di antara KBMI lainnya di level 86,88% per 12 September 2025.
Meski demikian, beberapa bank yang masuk kelompok ini diuntungkan dengan adanya kepemilikan dari grup keuangan asing. Ambil contoh, ada PT Bank KEB Hana Indonesia dan PT Bank KB Indonesia Tbk yang sama-sama berasal dari Korea Selatan.
Stefen Loekito, Chief Personal Banking Officer Hana Bank bilang dari sisi jumlah nasabah, sejatinya memang tak terlalu banyak dengan kontribusi hanya 0,7% dari total pengguna yang mencapai 1,5 juta. Namun, jika secara volume, Stefen menilai cukup besar.
Baca Juga: Bank Milik Investor Korea Selatan Hingga Mei 2025 Kompak Meningkat
"Customer Korea itu secara volume lumayan besar karena mereka lebih loyal. Mungkin kontribusinya sekitar 20% dari total Dana Pihak Ketiga (DPK)," ujar Stefen.
Lebih lanjut, Stefen bercerita bahwa orang Korea Selatan yang menjadi nasabahnya kebanyakan merupakan pekerja yang ada di Indonesia. Ini tercermin dari penempatan dananya yang kebanyakan terkonsentrasi di dekat pabrik perusahaan Korea Selatan.
Ke depan, Ia sedang mengusulkan bagaimana nantinya rekening yang ada di Hana Bank Indonesia bisa langsung terintegrasi di Hana Bank Korea Selatan. Alhasil, itu harus perlu ada pendekatan bilateral.
"Mungkin yang ke depannya kita akan coba, untuk menguatkan kehadiran kita ya, jadi customer Hana Bank di manapun akan dilayani di Korea, di China, di seluruh dunia," ujarnya.
Sebagai informasi, DPK yang berhasil dihimpun Hana Bank pada periode semester I/2025 mencapai Rp 27,71 triliun. Capaian tersebut mengalami peningkatan 8,79% secara tahunan (YoY).
Sementara itu, VP Corporate Relations KB Bank Adi Pribadi mengungkapkan bahwa sebagai bagian dari Kookmin Bank Financial Group (KBFG) tidak hanya berdampak pada pendanaan namun juga terhadap penyaluran kredit.
Baca Juga: Bank Besutan Investor Korea Mencatatkan Kinerja Positif Hingga Mei 2025
Untuk pendanaan sendiri, Adi bilang bahwa kontribusi nasabah-nasabah Korea Selatan bilang kontribusi likuiditas dari nasabah perusahaan-perusahaan Korea di KB Bank saat ini tidak lebih dari 10%. Jika DPK KB Bank per Agustus 2025 mencapai Rp 42,03 triliun, maka kontribusi nasabah Korea Selatan senilai Rp 4,2 triliun.
Sementara itu, portofolio kredit Korean-link yang ada di KB Bank terus menunjukkan momentum positif, tumbuh sekitar 20% YoY hingga periode Januari-Agustus 2025. Terlebih, KB Bank merupakan bagian dari KBFG yang memberikan nilai lebih dari sisi kepercayaan dan peluang pertumbuhan bisnis.
"Fokus kami adalah menjaga momentum kinerja positif salah satunya dengan menekan cost of fund, yang kami lakukan dengan pendekatan strategi mendorong pertumbuhan dana murah (CASA)," jelasnya.
Selanjutnya: Harga Referensi CPO Oktober 2025 Naik Jadi US$ 963,61 per Metrik Ton
Menarik Dibaca: Ramalan Zodiak Karier & Keuangan Rabu 1 Oktober 2025, Trobosan Baru!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News