kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Mutiara merugi, siapa yang mau beli?


Senin, 17 Maret 2014 / 07:00 WIB
Bank Mutiara merugi, siapa yang mau beli?
ILUSTRASI. Mengenali apa itu postpartum depression dan gejalanya yang biasa menyerang ibu yang baru melahirkan. Foto: Dok.Pribadi


Reporter: Nina Dwiantika, Adhitya Himawan | Editor: Dessy Rosalina

JAKARTA. Sudah jatuh tertimpa tangga. Demikian perumpamaan Bank Mutiara. Lima tahun pasca bailout, institusi yang dahulu bernama Bank Century tersebut tak kunjung laku.

Dan di 2013, rasio kecukupan modal (CAR) Mutiara jeblok. Sebagai pemegang saham, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyuntik modal, sehingga total bailout ke Mutiara menjadi Rp 7,94 triliun.

Belum cukup sampai di situ, akhir tahun lalu, Bank Mutiara membukukan rugi bersih sebesar Rp 1,15 triliun (lihat tabel). Padahal, posisi akhir 2012, Mutiara masih laba Rp 273,68 miliar. Berdasarkan data Otoritas Jasa keuangan (OJK) unaudited, kerugian akibat besarnya beban operasional Rp 1,98 triliun, berbanding pendapatan operasional selain bunga Rp 520,77 miliar.

Beban operasional dari kerugian transaksi spot dan derivatif Rp 241,92 miliar. Ada juga kerugian penurunan nilai aset keuangan dari kredit Rp 1,01 triliun, dan kerugian penurunan nilai aset lain Rp 291 miliar. "Kami akan memberikan komentar setelah laporan keuangan tersebut diaudit dan dipublikasikan," kata Rohan Hafas, Sekretaris Perusahaan Bank Mutiara, kepada KONTAN, Jumat (14/3).

Kendati merugi, sejumlah investor sudah menyatakan niat membeli Bank Mutiara. Kartika Wirjoatmodjo, Kepala Eksekutif LPS, menyatakan calon investor terdiri dari tiga golongan. Pertama, investor asal China dan Korea Selatan. Minat investor asal Asia Timur ini cukup tinggi lantaran bisa memiliki saham Bank Mutiara hingga 100%.

"Bank lain dibatasi saham asing maksimal 40%," ujar Kartika. Kedua, investor lokal, tapi bukan dari industri keuangan. Ketiga, bank lokal. "Saya belum tahu siapa saja. Info masih ada di Danareksa Sekuritas" imbuh dia.

Proses lelang Bank Mutiara digelar 3 Maret hingga 21 November 2014. "Saya kira kerugian tidak terlalu menjadi masalah," ujar Samsu Adi Nugroho, Sekretaris LPS

Irwan Lubis, Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan OJK, menyatakan, kerugian lantaran tahun lalu Mutiara tidak bisa ekspansi bisnis ketika modal susut. "Kami memerintahkan agar tidak menyalurkan kredit sebelum menambah modal," jelas Irwan. Regulator juga meminta Mutiara fokus memperkuat likuiditas.

Bank Mutiara rencananya akan menyalurkan kredit ke segmen ritel dan konsumer. "Bisnis Bank Mutiara akan membaik karena beberapa kredit sedang di restrukturisasi," ujar Irwan. 

(Selengkapnya di Harian KONTAN 17 Maret halaman 1)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×