kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Bank Mutiara targetkan KPR tumbuh 75%


Kamis, 23 Mei 2013 / 14:14 WIB
Bank Mutiara targetkan KPR tumbuh 75%
ILUSTRASI. Memasuki momen window dressing, analis banyak merekomendasikan saham bank. KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa |

JAKARTA. PT Bank Mutiara Tbk (BCIC) ingin mendorong Kredit Perumahan Rakyat (KPR) tumbuh melesat. Tahun ini, KPR diproyeksikan mampu tumbuh 50%-75%.

"Target kami naik Rp 500 miliar–Rp 750 miliar," terang Direktur Distribution Network Bank Mutiara Benny Purnomo, di Jakarta Convention Center, Rabu, (22/5).

Di tahun lalu, KPR yang disalurkan Bank Mutiara yakni Rp 1 triliun. Pada pengujung tahun ini, bank yang merupakan penyelamatan Century ini berharap dapat menyalurkan kredit properti Rp 1,5 sampai 1,7 miliar.

Perihal saat ini banyak developer properti yang langsung memberikan kredit kepada nasabah atau cash installment, Benny mengaku tak khawatir. Ia menyatakan bahwa Mutiara sudah memiliki strategi untuk bekerja sama dengan developer.

Untuk membangun properti, developer membutuhkan dana untuk 2 hal, yakni kredit investasi untuk pembangunan dan modal kerja setelah pembangunan. Di situ, Mutiara bekerja sama dengan beberapa developer untuk memberi penyaluran kredit investasi pembangunan mereka. Namun setelah pembangunan selesai, mereka kerja sama lagi untuk memberi kredit modal kerja.

"Maka peluang bank untuk membiayai developer tetap ada," ucapnya.

Lalu supaya tak menimbulkan rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) yang tinggi, perlu dilakukan analisa developer secara hati-hati. Untuk memitigasi risiko, Mutiara merasa penting memperhatikan lokasi daerah pembangunan properti tersebut. Kemudian perlu dibuat jaminan yang jelas. Sehingga bila nantinya terjadi kredit bermasalah, bank bisa menjual jaminan dengan harga yang tetap tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×