Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di saat sejumlah bank-bank asing hengkang dari pasar tanah air, bank-bank nasional seperti bank Himbara justru terus mengepakkan sayap memperluas jangkauannya di kancah global dengan rencana penambahan pembukaan kantor cabang luar negeri (KCLN) di 2024.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) adalah bank yang telah memberikan konfirmasinya terkait kelanjutan ekspansi pembukaan KCLN tersebut tahun ini. Sejalan dengan itu pembukaan KCLN tersebut merupakan upaya kedua bank untuk membantu para nasabahnya dalam menjangkau pasar global.
BNI misalnya, sebagai bank yang memiliki produk Xpora yang mendukung para debiturnya untuk go ekspor ke pasar global tentu keberadaan KCLN akan membantu pengembangan bisnis para debiturnya.
Direktur Corporate & International Banking BNI Silvano Winston Rumantir mengatakan tahun ini perseroan berencana membuka kantor cabang di Australia dan Amerika. Hal ini sejalan dengan mandat yang diberikan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menjadi Indonesia Internasional Leading Bank.
Baca Juga: Pemilu, Jumlah Simpanan Nasabah Tajir Menyusut
Meski begitu Silvano menyebut pihaknya tetap akan hati-hati dan prudent dalam melakukan ekspansi, serta memastikan agar kehadiran BNI dapat memberikan nilai tambah bagi klien.
“Di Amerika sendiri saat ini kami sudah memiliki kantor luar negeri atau KCLN di New York namun tentunya kami terbuka dan terus menggali potensi-potensi yang ada baik di bagian lain di Amerika, maupun di Australia dimana hal-hal yang menjadi concederation,” kata dia.
Silvano juga menjelaskan beberapa hal yang perlu difokuskan dalam pengembangan KCLN BNI ke depannya, yakni dengan memperhatikan mapping perusahaan Indonesia yang melakukan bisnis di negara tersebut berikut sebaran industrinya dan juga mapping perusahaan negara tersebut yang melakukan bisnis di Indonesia.
Hal lainnya tentu berkenaan dengan detail tentang Diaspora Indonesia di negara tersebut, dan investasi dari negara tersebut di Indonesia serta hubungan perdagangan Indonesia dengan negara tersebut atau ekspor impor.
“Kami juga memperhatikan potensi UMKM yang bisa gua global ke negara-negara tersebut. Target yang kami harapkan dalam pembentukan kantor luar negeri yang baru tentunya harus memberikan value add dan memmberikan kemudahan bagi pelayan-pelayan kami serta mampu mendorong pertumbuhan bisnis BNI,” kata Silvano.
Meski demikian, Silvano menilai tantangan dalam melakukan ekspansi ke suatu negara baru juga perlu diperhatikan seperti memahami regulasi yang berlaku di negara tersebut dan memahami market pasar untuk membantu memetakan persaingan maupun potensi bisnis yang akan digarap.
Demi memuluskan rencana pengembangan bisnis global BNI tahun ini, Silvano bilang pihaknya akan melakukan penguatan sumber daya di divisi internasional dan divisi terkait lainnya.
“Sehingga optimalisasi bisnis di kantor luar negeri yang sudah ada dan juga ekspansi pengembangan kantor luar negeri yang baru secara berurutan dan berkelanjutan dapat tercapai,” kata dia.
Asal tahu saja BNI saat ini sudah memiliki delapan kantor cabang di luar negeri. Secara rinci, kantor tersebut berada di Singapura, Kota New York Amerika, Kota London Inggris, Hongkong, Kota Tokyo dan Osaka (Jepang), dan Kota Seoul (Korea Selatan). BNI juga memiliki kantor cabang perwakilan di Amsterdam Belanda.
Baca Juga: Jelajahi Masa Depan Bisnis EBT, Analis Sebut Potensi PGEO Menjanjikan di Indeks LQ45
Di sisi lain, BSI juga masih terus menjalankan usahanya untuk membuka kantor cabang di Saudi. Direktur Penjualan dan Distribusi BSI, Anton Sukarna mengatakan selain memperkuat coverage layanannya di Indonesia yang sudah tersebar luas, pihaknya juga bakal meningkatkan layanannya di luar negeri.
“Coverage di luar negeri juga akan ditingkatkan terus. BSI saat ini sudah punya cabang di Dubai, dan selanjutnya mohon doanya Insyaallah kita akan berusaha buka kantor cabang kita di Saudi Arabia," kata Anton.
Beberapa hal sudah menjadi pertimbangan BSI untuk membuka kantor cabang lagi setelah Dubai, dimana Arab Saudi menjadi role model dalam menjalankan bisnis bank syariah, yang mana market cap terbesarnya ada di negara Saudi.
Pertimbangan Kedua, Arab Saudi dinilai memiliki potensi pasar yang bagus mengingat saban tahun umat muslim dunia termasuk Indonesia selalu berangkat ke negara tersebut menunaikan ibadah haji dan umrah.
Bahkan potensi dana dari haji dan umrah hampir Rp 100 triliun dan kota yang disasar adalah Jeddah dan Makkah dan juga Madinah. Hal ini juga yang ingin dilakukan BSI untuk menggarap market dari pengeluaran yang dilakukan para jemaah lokal Indonesia dan juga dari masyarakat negara Arab Saudi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News