Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
“Di awal tahun ini, BNC telah berhasil bekerja sama dengan tiga perusahaan teknologi finansial di Indonesia dengan total penyaluran kredit untuk pelaku UMKM senilai total Rp70 miliar. Hal ini merupakan bentuk komitmen BNC untuk turut serta dalam membantu pemerintah untuk memulihkan roda perekonomian melalui UMKM. BNC akan terus aktif untuk mencari mitra lain sekitar 15 hingga 20 mitra lagi khusus untuk kerja sama channeling ini dengan ticket size antara Rp 30 miliar hingga Rp 50 miliar. Sehingga, sampai akhir tahun 2021, BNC menargetkan akan dapat menyalurkan kredit komersial sebesar Rp 500 miliar,” katanya.
Kinerja keuangan BNC masih tetap terjaga tahun 2020. Meskipun dihadapkan dengan tantangan pandemi Covid-19, perseroan masih berhasil mencatatkan untung. Laba bersih yang dibukukan mencapai Rp 1,9 miliar per kuartal III 2020, turun dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar Rp 12,6 miliar. Aset BNC tercatat mencapai Rp 4,2 triliun pada periode tersebut. Kredit yang disalurkan mencapai Rp 2,96 triliun dan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun sebesar Rp 3,07 triliun.
Baca Juga: BI, Pemerintah, dan OJK dorong kredit dan pembiayaan dunia usaha
Sebagai informasi, Bank Neo Commerce, yang sebelumnya dikenal sebagai Bank Yudha Bhakti, merupakan bank nasional yang telah berkiprah selama 30 tahun di dunia perbankan di Indonesia. Sejak tahun 2019, Akulaku mulai menjadi pemegang saham Bank Neo Commerce (BBYB), dan di tahun 2020, Bank Neo Commerce bertransformasi menjadi bank digital, dimulai dengan pergantian nama bank dan juga dikukuhkannya Bank Neo Commerce menjadi Bank Buku II oleh Otoritas Jasa keuangan (OJK).
“Kami terus pantau perkembangan ke depannya, kalau ternyata kerja sama yang sudah terjalin ini berdampak baik dan benar-benar terserap, bukan tidak mungkin kita bisa naikkan ticket size pembiayaan lagi”, tutup Tjandra.
Selanjutnya: Multifinance siap bayar obligasi yang bakal jatuh tempo
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News