Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Panin Tbk sepanjang kuartal I 2018 mencatatkan total aset perseroan tumbuh tipis 3,8% dari Rp 206,72 triliun menjadi Rp 214,54 triliun atau year on year (yoy).
Pertumbuhan aset tersebut antara lain didorong oleh outstanding kredit yang mencapai Rp 141,15 triliun atau meningkat 6,7%. Sementara dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 1,1% menjadi Rp 147,32 triliun.
Adapun, dari total kredit yang disalurkan mayoritas berasal dari kredit komersial dan ritel sebesar 61% sementara sisanya disumbang dari segmen korporasi.
Dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Jumat (20/4) Direktur Utama Bank Panin Herwidayatmo mengungkapkan jumlah ekuitas perseroan terus ditingkatkan menjadi Rp 37,29 triliun dengan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) 22,27%. Sementara loan to deposit ratio (LDR) mencapai 95,8%.
Lewat kinerja tersebut, bank bersandi emiten saham PNBN ini berhasil membukukan laba bersih menjadi Rp 707 miliar. Jumlah tersebut tumbuh 6,6% secara tahunan.
"Pada kuartal I 2018 Bank Panin berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 707 miliar, yang berasal dari peningkatan pendapatan bunga bersih dan penerimaan pemulihan atas cadangan penurunan nilai," ujar Herwid
Pertumbuhan laba bersih tersebut juga disumbang dari kenaikan net interst income (NII) yang mencapai Rp 2,17 triliun. Namun, bila merujuk pada laporan keuangan triwulan I tahun lalu, total NII sebesar Rp 2,08 triliun. Artinya pertumbuhan NII Bank Panin hanya tumbuh 4,32% pada tiga bulan pertama tahun ini.
Sementara rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) secara gross sebesar 2,99% naik dari posisi kuartal I 2017 sebesar 2,94%.
Hal serupa juga terjadi di NPL net yang naik dari 0,73% menjadi 0,77% per 31 Maret 2018. Meski begitu, net interest margin (NIM) perseroan naik menjadi 4,68% dari posisi periode tahun lalu yakni 4,47%.
Herwid menjelaskan, dalam rangka memperbaiki komposisi pendanaan berjangka panjang, Bank Panin telah menerbitkan obligasi berkelanjutan II tahap III dengan jumlah emisi sebesar Rp 3,9 triliun dan berjangka waktu 5 tahun. Serta obligasi tahap IV sebesar Rp 1,5 triliun berjangka waktu 3 tahun. Dengan penerbitan obligasi tersebut, jumlah pendanaan jangka panjang berupa obligasi dan obligasi subordinasi yang diterbitkan oleh perseroan sudah berjumlah Rp 14,03 triliun.
Hal ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan kredit perseroan secara jangka panjang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News