Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank pelat merah tengah bersiap-siap untuk mencicipi kue sistem pembayaran yang baru yakni quick response payment alias QR Pay.
Salah satu bank yang sudah memperoleh izin dari Bank Indonesia untuk alat pembayaran ini antara lain PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) lewat aplikasi Yap! milik perseroan.
Fitur yang berbasis aplikasi smartphone ini memudahkan nasabah perseroan untuk melakukan pembayaran secara nontunai. Sumber dana yang digunakan pun beragam, mulai dari uang elektronik, rekening tabungan maupun kartu kredit.
Untuk pengembangan pasar ke depan, Bank BNI juga berencana untuk menggandeng perusahaan sistem pembayaran non bank yakni PT Dompet Anak Bangsa alias Go-Pay.
Dalam pernyataannya kepada Kontan.co.id, SEVP Teknologi Informasi (TI) BNI Dadang Setiabudi menjelaskan, pihaknya akan segera bekerjasama dengan Go-Pay setelah rekan bisnisnya tersebut mendapat izin dari BI.
"Nanti kita akan interoperbilitas, Go-Pay dan BNI ke depan akan terkoneksi dengan QR satu sama lain," ujarnya, Selasa (13/3) lalu.
Tak hanya BNI, Dadang menyebutkan, kerja sama ini dimungkinkan diperluas dengan keterlibatan bank pelat merah lain yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk alias BTN.
"Kami nantinya dengan Himbara (Mandiri, BRI, BTN), mereka kan lagi bangun juga aplikasi masing-masing," tambahnya.
Sebelumnya, BNI memang sudah berencana untuk setidaknya menggandeng 500.000 merchant untuk optimalisasi fungsi ini. Jumlah ini terbilang tinggi, meningat saat ini BNI baru menggandeng sekitar 15.000 merchant.
Menanggapi rencana tersebut, Direktur Konsumer Bank BTN Budi Satria membenarkan rencana tersebut. Hanya saja, menurut Budi yang bakal terkoneksi terlebih dahulu satu sama lain yakni sesama Himbara (Himpunan bank milik negara).
Pun, untuk BTN sendiri menyebut pihaknya sudah menyelesaikan aplikasi QR payment tersebut. Hanya saja, bank bersandi emiten BBTN ini masih menunggu izin dari BI keluar.
Budi berharap, rencananya ini akan dapat rampung dalam selang beberapa bulan ke depan.
"QR BTN masih dalam proses perizinan, tergantung kapan perizinannya diperoleh. Harapannya bisa dalam semester ini juga," ungkap Budi kepada Kontan.co.id, Kamis (15/3).
Mendorong dana tabungan
Selain untuk memudahkan nasabah, Budi menyebut diluncurkannya aplikasi ini akan membantu mendorong pertumbuhan dana murah terutama tabungan BTN.
Serta memberikan imbal hasil kepada perseroan, lewat transaksi yang dilakukan nasabah atau mobile banking.
Catatan saja, tahun lalu BTN membukan total dana murah atau current account saving account (CASA) sebanyak Rp 95,61 triliun.
Rencana peningkatan CASA ini sejalan dengan target pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perseroan yang dipatok 19% sampai 22% tahun ini. BTN juga berambisi untuk menggenjot CASA hingga di atas 50%, yang saat ini masih di kisaran 49,55%.
Selain BTN, Bank Mandiri pun bersiap untuk meluncurkan aplikasi serupa tahun ini. SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi pun mengamini rencana Himbara untuk saling terkoneksi QR payment.
Artinya, merchant antar keempat bank BUMN ini nantinya akan dapat menerima pembayaran lewat aplikasi QR payment masing-masing bank. Tentunya, dengan cara ini bank pelat merah pun semakin efisien dan tersinergi satu sama lain menurut Thomas.
Adapun, untuk aplikasi QR payment milik Mandiri, direncanakan sudah dapat dinikmati oleh nasabah di kuartal II tahun ini.
"Kami sedang melakukan tahap akhir pengembangan, dan perkiraan bisa launching di kuartal II tahun ini. Himbara sedang mengkaji (sinergi) tersebut," ujar Thomas.
Sementara untuk standarisasi sistem pembayarannya, Thomas mengatakan perbankan telah menyepakati aturan dan batasan yang telah disiapkan oleh Asosasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News