kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank pemerintah ogah pangkas bunga KPR


Rabu, 26 November 2014 / 10:27 WIB
Bank pemerintah ogah pangkas bunga KPR
ILUSTRASI. Tips kirim foto HD di WhatsApp.


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Tidak ingin melawan arus. Begitu kira-kira sikap tiga bank milik pemerintah terhadap kebijakan suku bunga kredit kepemilikan rumah (KPR).

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) dan PT Bank Mandiri Tbk tidak berniat menurunkan suku bunga KPR, pasca Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan alias BI rate sebanyak 25 basis poin (bps) ke posisi 7,75%.

Di BNI, semisal, saat ini rata-rata bunga KPR berada di kisaran 13,5%. Bunga KPR ini tak akan turun pasca BI mengerek bunga acuan. "Kami belum berencana menurunkan bunga KPR. Sebab itu tidak akan memberikan keuntungan bagi bisnis kami," kata Darmadi Sutanto, Direktur Konsumer dan Ritel BNI, Selasa (25/11).

Darmadi mengatakan, hingga Oktober 2014, total volume KPR yang dikucurkan BNI mencapai Rp 33,20 triliun. Tahun ini, BNI menargetkan volume KPR mencapai Rp 34 triliun alias tumbuh 5% dari akhir tahun sebelumnya.

Dia menegaskan, target pertumbuhan KPR BNI sedikit lebih baik dari rata-rata industri yang diprediksi tumbuh stagnan akibat pengetatan aturan uang muka alias loan to value (LTV).

Sama seperti BNI, BTN juga tak berniat memangkas bunga KPR lantaran BI rate naik. Namun, Eko Waluyo, Sekretaris Perusahaan BTN juga mengatakan, BTN belum berencana menaikkan bunga KPR.

Eko juga optimistis, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tidak akan menyebabkan peningkatan kredit macet KPR di BTN. "Dampak terhadap kredit macet belum terlihat, sebab efek kenaikan harga BBM pada umumnya bersifat temporer," kata Eko.

BTN yakin, target pertumbuhan KPR tahun ini yang sebesar 15% hingga 17% dari perolehan tahun 2013, bisa dicapai. Sementara non performing loan (NPL) dipatok tetap berada di bawah 4%.

Senada, Bank Mandiri juga tak lagi mewacanakan penurunan bunga KPR. Emiten bersandi saham BMRI ini akan melihat efek kenaikan harga BBM bersubsidi dan BI rate sebelum memutuskan akan menaikkan suku bunga KPR atau tidak.

"Kami membuat stress test dampak kenaikan BBM terhadap NPL KPR. Perkiraan kami tidak lebih 0,1%, sehingga NPL KPR kami terjaga di bawah 2%," kata Tardi, SVP Consumer Finance Bank Mandiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×