Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kegiatan ekspor dan impor mulai membaik seiring pemulihan ekonomi. Hal ini memberi sinyal positif bagi pembiayaan perdagangan (trade finance) di sektor perbankan.
PT Bank Permata Tbk misalnya, optimistis transaksi trade finance bisa tumbuh double digit pada 2022. Untuk mencapai target tersebut, berbagai strategi telah dipersiapkan bank berkode saham BNLI ini. "Kami akan mengembangkan dan menambah nasabah ekspor dan impor," kata Direktur Wholesale Banking Bank Permata Darwin Wibowo, Senin (14/2).
Kemudian menggunakan teknologi blockchain untuk transaksi trade finance. Pada November 2021, Bank Permata menjalankan transaksi cross-border secara perdana antara Indonesia dan Thailand pada November 2021 .
Waktu itu, perseroan bermitra dengan Bangkok Bank PLC untuk mendukung penerbitan Letter of Credit (LC) PT Chandra Asri Petrochemical Tbk di Indonesia kepada supplier. Chandra Asri merupakan produsen petrokimia terbesar di Indonesia.
Baca Juga: Bank Syariah Indonesia (BSI) Targetkan Tabungan Pensiun Tumbuh 30% pada 2022
"Saya rasa, saat ini cuma Bank Permata yang bisa melakukan transaksi perdagangan dengan teknologi blockchain di Indonesia," ungkap Darwin.
Dalam mengimplementasikan teknologi ini, Bank Permata menggandeng Contour, perusahaan berbasis blockchain yang memberikan layanan kepada lebih dari 80 bank dan perusahaan di 17 negara di Asia, Timur Tengah, dan Eropa.
Kehadiran teknologi blockchain dapat mengoptimalkan aliran data dengan aman dan cepat antara mitra bisnis. Hal ini secara signifikan meningkatkan efisiensi dan mengoptimalkan arus perdagangan dalam jaringan perdagangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News