Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bangkok Bank bakal jadi pemilik baru PT Bank Permata Tbk (BNLI), pasca mengakuisi saham milik PT Astra International Tbk (ASII) dan Standard Chartered Bank (SCB).
ASII dan SCB sama-sama memiliki 44,56% saham Bank Permata yang merupakan hasil merger lima bank. Hari ini, Bangkok Bank, ASII, SCB meneken conditional share purchase agreement.
"Ekspansi internasional adalah strategi utama kami. Indonesia khususnya adalah fokus utama," kata Bangkok Bank dalam pernyataan tertulis, Kamis (12/12).
Baca Juga: Sejarah Bank Pemata, bermula dari sebuah ruangan kecil di daerah Kota
Bagi Bangkok Bank, Indonesia merupakan salah satu ekonomi utama yang tumbuh paling cepat di Asia, dengan fundamental makroekonomi yang sangat mendukung.
Sebelum jatuh ke pelukan Bangkok Bank, Bank Permata punya sejarah panjang. Berdiri pada 17 Desember 1954, awalnya bernama Bank Persatuan Dagang Indonesia. Pendirinya: Djaja Ramli.
Pada 20 Agustus 1971, Djaja Ramli mengubah nama bank jadi PT Bank Bali. Tapi, krisis moneter 1997-1998 menyeret dan membawa Bank Bali masuk program rekap.
Selama dalam program rekap, Bank Bali di bawah penanganan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Lembaga ini lalu menjadikan Bank Bali sebagai kategori bank take over.
Baca Juga: Bangkok Bank bakal gelontorkan Rp 37,43 triliun untuk akuisisi Bank Permata (BNLI)
Kemudian, lewat Program Restrukturisasi Lanjutan, pemerintah melebur Bank Bali dengan empat bank lainnya. Ini tertuang dalam kebijakan yang terbit 22 November 2001.
Keempat bank yang merger dengan Bank Bali adalah PT Bank Universal Tbk, PT Bank Prima Express, PT Bank Artamedia, dan PT Bank Patriot.
Bank Bali ditunjuk menjadi bank rangka dan pada 18 Februari 2002 berganti nama menjadi Bank Permata. Kini, Bank Permata punya pemilik baru: Bangkok Bank.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News