kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Bank pesimis dengan kinerja margin bunga tahun ini


Minggu, 26 April 2015 / 17:02 WIB
Bank pesimis dengan kinerja margin bunga tahun ini
ILUSTRASI. Perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 rupanya sudah akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2023. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/aww.


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat, membuat kinerja perbankan melempem. Industri perbankan bahkan pesimis bakal memperoleh margin cemerlang. Mereka memproyeksikan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) tipis pada tahun kambing kayu ini.

Direktur Keuangan Bank Internasional Indonesia (BII) Thilagavathy Nadason mengatakan, pihaknya akan menjaga rasio margin minimal sama dengan realisasi NIM pada akhir tahun lalu. “Volume kredit tidak akan insentif, kami harapkan akan perbaikan sehingga dapat mengejar pada kuartal II/2015,” katanya, akhir pekan.

BII mencatat rasio NIM sebesar 4,29% per Desember 2014. Thila bilang, pihaknya membidik pertumbuhan kredit sebesar 15% dengan menyasar penyaluran kredit ke sektor usaha kecil dan menengah (UKM) yang diproyeksi tumbuh 16% untuk mengincar margin. BII juga akan membidik pertumbuhan kredit konsumsi, terutama di perumahan.

Direktur Keuangan Ban Negara Indonesia (BNI) Rico Budidarmo menambahkan, pihaknya akan menjaga rasio NIM di level 6,0%-6,1% pada akhir tahun 2015, dari realiasi perolehan NIM sebesar 6,5% per kuartal I/2015. “Rasio margin masih akan naik, meskipun ada kenaikan biaya dana (cost of fund) sebesar 0,4%,” ucapnya.

Rasio margin tidak dapat lari kencang karena perbankan sulit menggenjot pertumbuhan kredit akibat perlambatan ekonomi, terlebih bank akan menghitung dua kali menaikkan suku bunga kredit karena berisiko kenaikan kredit macet. Roy A. Arfandy, Presiden Direktur Bank Permata, mengatakan, jika kredit tumbuh sesuai target maka margin akan tercapai.

“Target rasio margin lebih tinggi dari realisasi tahun lalu,” katanya. Caranya adalah mencapai target pertumbuhan kredit sebesar 10% pada tahun ini dengan menggapai penyaluran kredit ke UKM. Permata mencatat perolehan NIM sebesar 3,63% per Desember 2014, dibandingkan posisi 4,22% per Desember 2013.

Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia (SPI), perbankan membukukan penurunan rasio NIM minus 0,12% menjadi 4,06% per Februari 2015, dibandingkan posisi Rp 4,18% per Februari 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×