Reporter: Issa Almawadi | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Bank Tabungan Negara (BTN) ketar-ketir. Sebab, pemerintah sudah mengetok palu soal bunga kredit program sejuta rumah murah yang bakal meluncur dalam waktu dekat. Sebagai penyalur terbesar program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), BTN percaya diri margin bunga bersih (NIM) tidak bakal menurun, kendati bunga sejuta rumah sebesar 5%.
Maryono, Direktur Utama BTN mengklaim, keputusan pemerintah menetapkan bunga program sejuta rumah di kisaran 5%, bisa dikelola dengan baik oleh BTN. Strategi BTN, meminta pemerintah mengucurkan pendanaan lebih besar. Sebagai gambaran, di program FLPP dengan bunga 7,25%, pemerintah menyediakan pendanaan sebesar 75%. Sisanya sebesar 25% dari bank.
"Kalau bunga program sejuta rumah 5%, bukan tidak mungkin porsi pendanaan dari pemerintah bakal lebih besar sehingga NIM bisa terjaga," ujar Maryono, Jumat (6/2). Sebelumnya, BTN menyatakan mematok NIM sebesar 5% di tahun ini.
Target ini lebih tinggi ketimbang posisi NIM 4,42% di September 2014. Pada tahun 2013, NIM BTN sebesar 5,45%. Dalam hitungan BTN, Maryono bilang, NIM bakal tertolong dari kredit pemilikan rumah (KPR) non subsidi.
Saat ini, porsi KPR non subsidi mencapai 57% dari portofolio kredit hunian BTN. Sejauh ini, program sejuta rumah akan terdiri dari 600.000 rumah subsidi, 250.000 rumah non subsidi, dan 150.000 rumah rakyat. BTN masih menunggu keputusan pemerintah perihal jatah BTN di proyek ambisius tersebut.
BTN juga tengah memburu dana murah agar mampu mempertahankan margin. BTN sedang mendekati sejumlah lembaga pemerintah yang memiliki likuiditas melimpah, seperti BPJS Kesehatan. BTN juga berencana untuk mencari pinjaman bilateral dari Bank Dunia.
BTN juga akan menerbitan obligasi dan sekuritisasi aset mencapai Rp 3 triliun pada semester II mendatang Tahun ini, bank spesialis kredit hunian ini membidik target pertumbuhan kredit mencapai 18%–19% atau sebesar Rp 125 triliun. Angka ini lebih tinggi dari realisasi tahun lalu yang naik sekitar 15%–16% menjadi Rp 115 triliun per akhir 2014.
BTN juga berambisi menekan level kredit macet alias non performing loan (NPL) di bawah level 3% di akhir tahun 2015. "Tahun lalu, NPL di bawah 4%," kata Maryono. Per September 2014, NPL gross BTN mencapai 4,85% dengan NPL nett 3,63%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News