Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Bank QNB Indonesia Tbk mengaku mengincar pendapatan berbasis biaya (fee based income) dari transaksi kereta Bandara Soekarno Hatta.
Hal ini setelah 10 bank melakukan penandatanganan kerja sama (MoU) dengan PT Railink perusahaan patungan PT KAI dan PT Angkasa Pura II.
Azhar Abdul Wahab, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Bank QNB Indonesia mengakui memang mengincar pendapatan fee based (berbasis biaya) dari transaksi kereta bandara.
“Selain itu, kami juga diberi kesempatan untuk membuat cabang dan digital lounge di stasiun,” ujar Azhar, Selasa (11/4).
Untuk menangkap peluang bisnis dari transaksi kereta bandara, Bank QNB Indonesia mengandalkan platform transaksi elektronik direct one on one electronic transaction. Platform ini nanti dibuat dengan basis yaitu hand phone.
Menurut, PT Railink potensi transaksi kereta Bandara cukup besar, perkiraan jumlah penumpang pertahun bisa mencapai 7,7 juta penumpang sampai 21 juta penumpang.
Heru Kuswanto, Direktur Utama Railink mengatakan nantinya tiket satu kali perjalanan dari Stasiun Sudirman ke Bandara Soetta diperkirakan sebesar Rp 100.000 sampai Rp 150.000. Sehingga potensi nilai transaksi per tahun bisa mencapai Rp 770 miliar sampai Rp 3,15 triliun per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News