Reporter: Nina Dwiantika |
JAKARTA. Perbankan menyiapkan sindikasi kredit untuk PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) senilai Rp 11 triliun. Kredit yang bakal mengucur pada akhir 2012 itu akan digunakan untuk membiayai pembangunan terminal peti kemas Kalibaru. BUMN pelabuhan ini ingin meningkatkan kemampuan Pelabuhan Utama Tanjung Priok dalam melayani kapal-kapal peti kemas berkapasitas hingga di atas 5.000 twenty foot equivalent units (TEUs).
Direktur Korporasi Bank Mandiri Fransisca Nelwan Mok menjelaskan, pihaknya akan menjadi lead arranger di proyek ini. Tapi, ia belum dapat menyebutkan porsi yang akan diambil Mandiri.
Segmen kredit ini termasuk kredit investasi dengan jangka waktu lima tahun. "Banyak bank yang tertarik untuk melakukan sindikasi dari BUMN ataupun bank swasta lainnya," kata Fransisca, Selasa (18/9).
Direktur Business Banking BNI Krishna R. Suprapto menuturkan, pihaknya juga telah menyiapkan plafon kredit khusus untuk Pelindo II sebesar Rp 5 triliun. Menurut dia, bank berlomba-lomba menawarkan kredit skala jumbo ke Pelindo karena perusahaan ini selalu bertopang pada kekuatan kas sendiri dalam mengoperasikan bisnisnya.
Bank BNI melihat banyak proyek yang telah menanti dikerjakan oleh Pelindo. "Sehingga, lima tahun mendatang, Pelindo akan membutuhkan banyak dana eksternal untuk merealisasikan rencana itu," kata Krishna.
DI tahap awal, kedua bank papan atas ini menggelontorkan kredit sebesar Rp 1 triliun dengan porsi kredit masing-masing senilai Rp 500 miliar. Kredit ini berbunga 8% dengan tenor satu tahun dan dapat diperpanjang. Dananya akan digunakan untuk penambahan dan revitalisasi infrastruktur pelabuhan.
Fransisca menambahkan, pencairan kredit dapat segera dilakukan setelah penandatanganan Akta perjanjian Kredit dan Akta Pernyataan Negative Pledge secara Notaril oleh pejabat berwenang. Nah, untuk dapat menerima tambahan plafon pinjaman, nantinya, Pelindo II harus menunjukkan performa finansial yang baik. Kedua bank pelat merah ini dapat menghentikan kucuran kredit jika kualitas kredit debitur mereka nilai menurun menjadi kurang lancar, diragukan, atau macet.
Krishna menambahkan, selain kredit investasi, Pelindo juga membutuhkan kredit modal kerja untuk membantu likuiditas perusahaan ini pada 2012 dan 2013. Penguatan finansial dibutuhkan karena pada akhir 2012 Pelindo II akan memulai pembangunan proyek Pelabuhan Kalibaru atau dikenal dengan New Tanjung Priok.
Sebagai informasi saja, BNI telah mengucurkan pembiayaan infrastruktur senilai
Rp 36 triliun per Juli 2012. Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp 5,5 triliun mengalir ke sektor transportasi.
Sedangkan plafon kredit infrastruktur Bank Mandiri mencapai Rp 56,6 triliun. Ini mencakup subsektor jalan
Rp 8,8 triliun, ketenagalistrikan Rp 10,6 triliun, transportasi Rp 14,9 triliun, telekomunikasi Rp 12,7 triliun, dan subsektor minyak dan gas bumi sekitar Rp 12,7 triliun. Dari jumlah plafon tersebut, baki debet sampai akhir Juni 2012 mencapai Rp 36,3 triliun. n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News