Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Pembatasan bunga kartu kredit dan kepemilikan kartu berdampak besar ke bisnis bank. Kontribusi pendapatan kartu kredit terhadap laba bank terancam turun. Agar tingkat keuntungan tetap tinggi, bank tak memiliki cara lain, kecuali menggenjot volume, nilai transaksi dan memperluas basis nasabah baru.
Potensi penurunan pendapatan berasal dari penghasilan bunga. Jika Bank Indonesia (BI) mematok bunga kartu kredit maksimal 3%, margin akan menyusut. Saat ini rata-rata bunga kartu kredit berkisar antara 3,25% hingga 3,75%. Beberapa bank ada yang mengetok bunga hingga 4%.
Bank bertambah berat karena BI melarang bank menerapkan praktik bunga majemuk atau bunga berbunga dalam menghitung tagihan. Jadi, tak ada lagi penghitungan bunga dengan mengakumulasi semua tunggakan.
Peraturan BI (PBI) tentang alat pembayaran menggunakan kartu (APMK) ini memang efektif pada 2013 mendatang. Tetapi, proses penyesuaian diri selama dua tahun ke depan itu, tak mampu membendung penurunan pendapatan bank dari bisnis ini.
Santoso, General Manager Kartu Kredit Bank Central Asia (BCA) belum mengkalkulasi, potensi penurunan pendapatan bank secara pasti, karena ada beberapa poin dalam beleid yang masih simpang siur. Misalnya detail larangan bunga berbunga, belum jelas apakah untuk pokok utang dan bunga atau nilai pokok utang saja.
Ketidakjelasan lain, menyangkut penutupan kartu bagi nasabah yang tidak sesuai ketentuan BI. Bank sentral akan menerbitkan surat edaran, untuk menjelaskan lebih lengkap dan detail.
Saat ini BCA membebankan bunga kartu kredit 1,9% (BCA Card) dan 3,25% per bulan (Visa/MasterCard). Jika bunga maksimal 3%, ada penurunan margin 0,25%. Pendapatan kartu kredit menyumbang 10%-15% ke laba perusahaan. "Akan ada indikasi penurunan kontribusi ke laba," tuturnya.
BCA mengantipasi keadaan ini dengan meningkatkan transaksi. Untuk itu, akan menambah sistem teknologi dan fitur transaksi. "Biaya teknologi ini tidak akan terlalu besar," tambahnya.
Hanya tumbuh 10%
Hal yang sama juga akan menimpa Bank Mandiri. Bank BUMN ini mengenakan bunga 3,5% per bulan. "Keuntungan perusahaan akan turun jika bunga kartu kredit diturunkan," kata Handayani, Group Head Consumer Cards Bank Mandiri, tanpa menyebutkan kontribusi kartu kredit terhadap laba bank.
Meski pendapatan berpotensi turun, aturan baru akan meningkatkan kualitas kredit. Rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) bakal lebih rendah sehingga nilai pencadangan bank pun juga lebih rendah.
Bagi Bank Rakyat Indonesia (BRI), kontribusi kartu kredit terhadap laba belum terlalu besar, sekitar Rp 50 miliar. Maklum, bisnis ini terbilang baru. "Belum banyak pengaruh terhadap pendapatan," kata Muhammad Helmi, General manager Kartu Kredit BRI. BRI menetapkan bunga kartu kredit 2,8% per bulan.
Steve Martha, General Manager Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) menuturkan, jika sebelumnya bisnis kartu kredit tumbuh di kisaran 12% - 13%, tahun ini kartu kredit hanya tumbuh 10%.
Berdasarkan data AKKI per November 2011, jumlah kartu kredit mencapai 14,6 juta, tumbuh 8,1% dibandingkan akhir Desember 2010 (ytd). Nilai transaksi Rp 162 triliun, tumbuh 13,2%. Adapun volume hanya meningkat 6,2%, menjadi 187 juta transaksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News