Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Perbankan syariah berencana membiayai bisnis dengan menerbitkan sukuk domestik. Tercatat, ada dua bank syariah yang berencana untuk menerbitkan sukuk pda tahun ini, yaitu Unit Usaha Syariah (UUS) Maybank Indonesia dan Bank Mandiri Syariah. Selain itu, BRI Syariah juga sedang mengkaji penerbitan sukuk pada 2017.
Kepala Divisi Bank Syariah Maybank Indonesia Herwin Bustaman mengatakan, UUS Maybank Indonesia berencana menerbitkan sukuk di pasar domestik sebesar Rp 700 miliar pada semester 1-2016. Diharapkan dengan penerbitan ini bisa memacu pembiyaaan nasabah korporasi komersial dan UMKM. “Diharapkan pembiyaaan sampai akhir tahun bisa naik 25% atau sama dengan industri,” ujar Herwin, Kamis, (7/4).
Herwin mengatakan, penerbitan sukuk ini adalah kelanjutan dari rencana penerbitan sukuk pada 2014 yaitu sebesar Rp 1 triliun. Pada 2014 lalu menurut Herwin UUS Maybank Indonesia sudah menerbitkan sukuk sebesar Rp 300 miliar. Sehingga sisanya Rp 700 akan ditargetkan bisa terlaksana pada semester pertama tahun ini. Tenor sukuk ini menurut Herwid diusahakan minimal 3 tahun.
Sebagai informasi, sampai 2015, UUS Maybank Indonesia berhasil meningkatkan pembiyaaan bagi hasil sebesar hampir 100% menjadi Rp 5,7 triliun. Sedangkan sebagian besar pembiyaaannya adalah untuk sektor UMKM dan komersial, dan sisanya adalah ritel.
Pemain lain, Bank Syariah Mandiri juga akan menerbitkan sukuk untuk pasar domestik pada triwulan IV-2016. Direktur Utama Bank Syariah Mandiri Agus Dwi Handaya mengatakan, penerbitan sukuk ini akan digunakan untuk memacu bisnis BSM dan akhirnya bisa memperkuat permodalan. “Segmen rital dan wholesales ditargetkan akan menjadi fokus pengembangan bisnis,” ujar Agus, Kamis, (7/4).
Sampai akhir tahun ini, Bank Syariah Mandiri menargetkan pembiayaan perseroan dapat tumbuh 7%-10%. Sepanjang tahun lalu, pembiayaan BSM tercatat mencapai Rp 70,37 triliun, naik 5,1% dari 2014 sebesar Rp 66,94 triliun.
Agus mengatakan sebagian besar kontribusi pembiayaan berasal dari segmen mikro yang tumbuh 54,2% menjadi Rp 3,5 triliun. Selain dari segmen mikro, pembiayaan perseroan di segmen korporasi pun naik hingga 15,7% secara tahunan menjadi Rp 16,9 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News