Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank-bank besar terus berupaya mempercantik kinerja dengan menekan kredit macet atau non performing loan (NPL). Salah satunya dengan melakukan hapus buku atau write off kredit bermasalah.
Bank Negara Indonesia (BNI) contohnya, total kredit yang dihapus buku mencapai Rp 8,73 triliun di 2017. Jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp 3,01 triliun. Imbasnya, rasio NPL BNI pun menciut dari 3% menjadi 2,3% di akhir tahun 2017.
Sementara dari sisi rasio pengembalian atau recovery rate menurun dari 49,7% menjadi hanya 25,4%. Direktur Keuangan BNI Rico Rizal Budidarmo mengatakan kendati recovery rate menurun, nilai kredit yang diselamatkan meningkat 48% menjadi Rp 2,22 triliun. "Tahun 2018, kami target recovery dapat tumbuh dua digit," kata Rico.
Bank Mandiri juga melakukan beragam cara untuk menekan laju NPL. Ini tercermin dari rasio NPL yang menurun di tahun 2017 menjadi 3,46% dari tahun 2016 sebesar 4%. Untuk menekan NPL, rasio pencadangan di level 135% sampai akhir tahun lalu.
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menargetkan tahun ini NPL dapat terjaga di level 2,6% sampai 2,8%. Bank ini memperkirakan recovery rate kredit macet dapat menyentuh 35% di tahun 2018.
Sementara itu, recovery rate BTN saat ini sebesar 20% sampai 23%. Direktur BTN Mahelan Prabantarikso optimistis tahun ini pihaknya mampu mendorong recovery rate hingga 50%.
"Target NPL kami tahun 2018 adalah 2,3%, upaya ini dilakukan agar recovery rate tahun 2018 menjadi di atas 50%," kata Mahelan. Tahun lalu, rasio NPL BTN tercatat 2,6%, membaik dari 2,84% di 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News