kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bank berupaya meningkatkan recovery rate tahun ini


Kamis, 08 Februari 2018 / 12:00 WIB
Bank berupaya meningkatkan recovery rate tahun ini
ILUSTRASI. KPR


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank terus berupaya menurunkan tingkat kredit bermasalah atau non performing loan (NPL). Salah satunya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI yang dalam setahun terakhir mencatat penurunan penurunan NPL dari 3% menjadi 2,3% di akhir tahun 2017.

Sejalan dengan hal tersebut, tingkat hapus buku atau write off BNI juga mengalami peningkatan. Dalam presentasi perusahaan di akhir tahun lalu, total kredit yang dihapus buku sudah mencapai Rp 8,73 triliun. Jumlah tersebut meningkat dari posisi tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp 3,01 triliun.

Kendati demikian, dari sisi rasio pengembalian atau recovery rate memang mengalami penurunan dari 49,7% menjadi hanya sebesar 25,4%. Direktur Keuangan BNI Rico Rizal Budidarmo mengatakan kendati dari sisi recovery rate menurun, nilai kredit yang berhasil diselamatkan meningkat 48% secara tahunan menjadi Rp 2,22 triliun.

"Perolehan ini terutama dari sektor perdagangan, restoran dan hotel dan sektor manufaktur termasuk tekstil," ujarnya kepada Kontan.co.id, (7/2).

Sejalan dengan hal itu, rasio pencadangan kredit bermasalah atau coverage ratio BNI juga meningkat dari tahun ke tahun. Terakhir, di tahun 2017 coverage ratio perseroan ini tercatat sebesar 148% meningkat tipis bila dibandingkan tahun sebelumnya.

Penurunan NPL ini menurut Rico memang sudah dilakukan secara bertahap, sejalan dengan perbaikan proses bisnis kredit, upaya mitigasi risiko kredit maupun langkah-langkah penyelamatan debitur lain.

Dus, di tahun 2018 meski belum dapat merinci secara detil, bank bersandi saham BBNI ini optimistis nilai kredit yang berhasil diselamatkan naik dua digit.

"Tahun 2018, kami target recovery dapat tumbuh double digit," ungkapnya.

Senada dengan BNI, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk juga telah melakukan beragam cara untuk menekan laju NPL. Hal ini tercermin dari rasio NPL yang menurun di tahun 2017 menjadi 3,46% dari posisi tahun sebelumnya yang sempat menyentuh 4%. Untuk tetap menekan laju tersebut, rasio pencadangan perseroan pun dijaga di level 135% sampai akhir tahun lalu.

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan tahun ini pihaknya berharap NPL dapat terjaga di level 2,6% sampai 2,8%. Bank bersandi saham BMRI ini juga memperkirakan recovery rate dapat menyentuh 35% di tahun 2018.

“Secara rata-rata, recovery rate itu jangka menengah 35%, saya rasa sekitar segitu sampai akhir tahun 2018,” jelasnya.

Sementara itu, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menyebut posisi non performing loan (NPL) berada di level 2,6% membaik dari posisi tahun 2016 yang sebesar 2,84%. Beberapa upaya yang telah dilakukan oleh BTN. Salah satunya dengan melakukan penagihan kredit serta penjualan beberapa aset bermasalah.

Sementara itu, total recovery rate BTN saat ini sudah berada di level 20% sampai 23%. Direktur BTN Mahelan Prabantarikso optimistis tahun ini pihaknya mampu mendorong recovery rate hingga ke posisi 50%. "Target NPL kami tahun 2018 adalah 2,3%, upaya ini dilakukan agar recovery rate tahun 2018 menjadi di atas 50%," ungkap Mahelan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×