kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Bank targetken kredit UMKM lebih jinak tahun ini


Minggu, 08 Januari 2017 / 21:22 WIB
Bank targetken kredit UMKM lebih jinak tahun ini


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) masih menjadi primadona bagi perbankan di tahun 2017 ini. Para bankir memprediksi kredit UMKM akan tumbuh minimal 10% di tahun ini, atau lebih baik dari tahun lalu, karena permintaan kredit UKM akan naik dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi akan membaik di tahun ini. 

Hari Siaga, Sekretaris Korporasi PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menuturkan, kredit UMKM masih menjadi fokus perusahaan dalam menyalurkan kredit. Kedepan, BRI ingin memperbesar portofolio kredit UMKM di atas 78% terhadap total kredit perusahaan. Karena segmen ini masih memiliki permintaan dan profit yang legit.

“Secara keseluruhan kredit UMKM akan tumbuh di atas 15% di tahun ini,” kata Hari, kepada KONTAN, Minggu (8/1). Sektor yang masih menjadi peopang di UMKM adalah perdagangan yang di dalamnya adalah pertanian dan perikanan. Lanjutnya, kredit UMKM ini akan mendorong pertumbuhan kredit BRI sebesar 13% hingga 15% di tahun 2017.

“Mandiri memperkirakan kredit UMKM tumbuh 15% di tahun ini,” kata Tardi, Direktur Retail Banking PT Bank Mandiri Tbk. Target redit UMKM in akan ditopan oleh kredit mikro dan kecil yang akan tumbuh baik di tahun 2017 ini dibandingkan tahun lalu. Sedangkan kredit segmen menengah masih akan lambat di tahun ini karena rasio kredit bermasalah masih tinggi.

Target kredit UMKM Bank Mandiri tersebut cukup tinggi di tahun ini, karena pada kinerja kuartal III-2016 perusahaan mencatat kinerja kredit mikro tumbuh sebesar 16,7%, dan kredit usaha kecil dan menengah (UKM) hanya tumbuh 8,8%. Segmen UKM tumbuh lambat karena kredit menengah sedang mengalami tekanan NPL. 

Sedangkan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) ingin realistis menargetkan pertumbuhan kredit UMKM di tahun Ayam Api ini. Henry Koenaifi, Direktur UMKM BCA mengatakan, bank tak dapat memaksakan penyaluran kredit jika tak ada permintaan, karena dapat memicu kredit bermasalah jika bank jor-joran menyalurkan kredit di tengah perlambatan ekonomi. 

“BCA membidik pertumbuhan UMKM sebesar 8%-9% di tahun ini,” ucap Henry. Selanjutnya, bank swasta papan atas ini mengincar pembiayaan untuk mikro dan kredit usaha rakyat (KUR) di tahun ini. Untuk itu, BCA tengah menyiapkan infrastruktur untuk dapat menyalurkan kredit mikro dan KUR dengan lancar. 

Tumbuh tapi lambat

Sekedar gambaran, pada jelang akhir tahun 2016, kredit UMKM masih tumbuh lambat. Berdasarkan data uang beredar oleh Bank Indonesia (BI) tercatat kredit UMKM tumbuh 11,4% atau senilai Rp 804,1 triliun per November 2016 dibandingkan posisi Rp 721,5 triliun per November 2015.

BI melaporkan kredit UMKM ini tumbuh sedikit lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya tumbuh sebesar 11,2% atau senilai Rp 796,3 triliun per Oktober 2016. Sebelum tutup buku tahun 2016, semua segmen kredit UMKM mencatat kenaikan kredit.

Misalnya, pertumbuhan tertinggi adalah kredit kecil dengan pertumbuhan 15,4% atau menjadi Rp 239,8 triliun per November 2016 dibandingkan posisi Rp 207,7 triliun per November 2015. Kemudian kredit mikro tumbuh 14,7% menjadi Rp 181,8 triliun per November 2016 dibandingkan posisi Rp 158,6 triliun per November 2015.

Sedangkan, segmen kredit menengah masih mencatat pertumbuhan kredit single digit yaitu tumbuh 7,7% atau menjadi Rp 382,5 triliun per November 2016 dibandingkan posisi Rp 355,2 triliun per November 2015. Kredit menengah ini memiliki porsi terbesar atau hingga 47% terhadap total kredit UMKM.

Adapun jenis penggunaan kredit UMKM terdiri dari kredit modal kerja sebesar Rp 584,6 triliun atau tumbuh 10,2% per November 2016. Dan penggunaan kredit UMKM untuk investasi sebesar Rp 219,4 triliun atau tumbuh 14,9% per November 2016.

Sedangkan, segmen kredit menengah masih mencatat pertumbuhan kredit single digit yaitu tumbuh 7,7% atau menjadi Rp 382,5 triliun per November 2016 dibandingkan posisi Rp 355,2 triliun per November 2015. Kredit menengah ini memiliki porsi terbesar atau hingga 47% terhadap total kredit UMKM.

Adapun jenis penggunaan kredit UMKM terdiri dari kredit modal kerja sebesar Rp 584,6 triliun atau tumbuh 10,2% per November 2016. Dan penggunaan kredit UMKM untuk investasi sebesar Rp 219,4 triliun atau tumbuh 14,9% per November 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×